Wamen Stella: Strategi Kuatkan Infrastruktur Kampus

keepgray.com – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur sebagai bagian dari transformasi sistem pendidikan nasional, dengan menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan tinggi dan industri melalui kolaborasi dan reformasi sistemik. Hal ini disampaikan dalam keynote speech di International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan pada Kamis (11/6/2025).

Wamen Stella menyatakan, “Gap antara kebutuhan industri dan lulusan pendidikan tinggi itu nyata dan selalu terjadi karena pergerakan industri jauh lebih cepat daripada kurikulum,” seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (16/6/2025).

Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mendorong penguatan infrastruktur pendidikan tinggi melalui dua strategi utama. Pertama, memperluas keterlibatan industri dalam pengembangan kurikulum dan meluncurkan Program Industri Vokasional sebagai jembatan sinergi antara institusi pendidikan vokasi dan dunia usaha.

“Industri harus berpartisipasi dalam membentuk kurikulum. Ini bukan hanya tugas kampus, tetapi juga tanggung jawab industri untuk menyesuaikan diri dan berkolaborasi dengan dunia pendidikan,” tegasnya.

Stella juga menekankan pentingnya membangun kampus sebagai pusat inovasi berbasis riset dan teknologi, serta mendorong dunia industri untuk berkontribusi dalam menjadikan institusi pendidikan sebagai laboratorium inovasi nasional.

“Kita perlu mendidik mahasiswa untuk memiliki mindset penelitian. Inovasi bukan sekadar tambahan, tetapi inti dari pendidikan tinggi masa kini,” ujarnya. “Kalau kita ingin kampus menjadi pusat inovasi, maka harus ada dorongan nyata dari industri yang melihat nilai dari keterlibatan mereka.”

Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (Menko AHY), menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur sumber daya manusia merupakan fondasi utama untuk mendorong kemajuan di berbagai sektor, termasuk pendidikan tinggi.

“Indonesia terbuka untuk investasi. Namun kami juga tegas bahwa investasi harus selaras dengan prioritas nasional, komitmen iklim, dan pembangunan yang berpusat pada manusia,” kata Menko AHY.

AHY menekankan pentingnya ICI sebagai forum yang dapat memperkuat dialog lintas sektor guna mempercepat pembangunan infrastruktur secara holistik, termasuk di sektor pendidikan. “International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 dengan satu pesan yang sangat sederhana: sustainable infrastructure for the future – infrastruktur berkelanjutan untuk masa depan. Ini tentang inovasi dan kolaborasi,” pungkasnya.

Konferensi ICI 2025 dihadiri oleh jajaran Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih, Duta Besar negara-negara sahabat, anggota DPR/MPR dan DPD RI, para Gubernur dan Wakil Gubernur, Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Bupati dan Wakil Bupati, serta delegasi, para pemimpin dunia usaha, dan mitra pembangunan dari lintas negara. Konferensi infrastruktur pertama berskala internasional di Indonesia ini dihadiri lebih dari 7.000 peserta dari 33 negara, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Norwegia, Uni Emirat Arab, Tiongkok, Uni Eropa, Spanyol, Vietnam, Iran, Singapura, Turki, Hungaria, Myanmar, Denmark, Prancis, Inggris, Rusia, Jerman, Uruguay, Finlandia, Swiss, dan Azerbaijan. ICI 2025 menjadi panggung penting bagi kolaborasi internasional, dengan kehadiran investor dan lembaga pembiayaan terkemuka, seperti Macquarie (Australia), GIC (Singapura), World Bank, International Finance Corporation (IFC), Asian Development Bank (ADB), dan The Asia Group.