keepgray.com – Ayat Kursi, yang terdapat dalam surah Al Baqarah ayat 255, memiliki banyak keistimewaan dan sering diamalkan oleh umat Muslim. Ayat ini dianggap sebagai ayat yang paling agung dalam Al-Qur’an, sebagaimana disebutkan dalam *Al Itqan fi Ulumil Qur’an* oleh Imam Jalaluddin Al Suyuthi.
Ayat Kursi dapat dibaca kapan saja, tetapi ada waktu-waktu tertentu yang dianggap terbaik untuk mengamalkannya. Namun, ada pula waktu-waktu yang sebaiknya dihindari untuk membaca Ayat Kursi.
**Waktu yang Tidak Diperbolehkan Membaca Ayat Kursi**
1. **Saat Mengantuk:** Menurut Imam Nawawi dalam kitab *At Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an*, sebaiknya seorang Muslim tidak membaca Ayat Kursi saat mengantuk agar tidak salah dalam melafalkan ayat. Hal ini juga berlaku untuk membaca surah-surah lain dalam Al-Qur’an.
2. **Ketika di Kamar Mandi:** Kamar mandi atau toilet adalah tempat yang kotor, dan umat Muslim dilarang menyebut nama Allah di tempat tersebut. Membaca Al-Qur’an di kamar mandi dianggap sebagai tindakan yang tidak menghormati kitab suci.
3. **Waktu Rukuk dan Sujud:** Berdasarkan buku *Imam Ghazali’s Ihya Ulum-id-din Edisi Inggris*, membaca Ayat Kursi tidak diperbolehkan saat rukuk dan sujud dalam salat. Rasulullah SAW melarang membaca Al-Qur’an pada posisi ini.
4. **Sedang Junub:** Umat Muslim yang berada dalam keadaan junub atau hadats besar tidak diperkenankan membaca ayat suci Al-Qur’an, termasuk Ayat Kursi.
**Waktu Terbaik Membaca Ayat Kursi**
Menurut buku *Ayat Kursi untuk Perlindungan Diri* karya Ahmad Fathoni el-Kaysi, ada beberapa waktu yang dianjurkan untuk membaca Ayat Kursi:
1. Sebelum tidur, agar dilindungi dari gangguan setan hingga pagi hari.
2. Setelah salat fardhu, agar dibukakan pintu surga.
3. Pagi dan petang hari, agar dilindungi sepanjang hari.
**Ayat Kursi: Arab, Latin dan Artinya**
(Teks Arab Ayat Kursi)
*Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`, wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm*
Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.” (QS Al Baqarah: 255)