Wafatnya Jenderal Xu: Sorotan Masalah Internal Militer China

keepgray.com – Kepemimpinan militer China tengah menghadapi gejolak menyusul meninggalnya Jenderal Xu Qiliang, tokoh kunci dalam modernisasi pertahanan dan orang kepercayaan Presiden Xi Jinping. Kematiannya memicu spekulasi mengenai pembersihan politik, korupsi, dan ketidakstabilan dalam tubuh angkatan bersenjata China.

Kantor berita Xinhua melaporkan Xu Qiliang, mantan wakil ketua Komisi Militer Pusat, meninggal di Beijing pada 2 Juni di usia 75 tahun. Namun, seorang jurnalis mengungkapkan di media sosial X bahwa Xu sebenarnya meninggal pada 28 Mei dini hari waktu setempat.

Mekong News melaporkan, Partai Komunis China (CCP) diduga menahan pengumuman itu selama beberapa hari, dan baru merilis berita tersebut setelah menyelesaikan manuver politik internal. Tanggal resmi kematian yang diubah mengindikasikan implikasi politik yang lebih dalam.

Xu, sekutu dekat Xi Jinping, memainkan peran penting dalam reformasi militer, terutama dalam restrukturisasi Pasukan Roket dan Angkatan Udara. Pengaruhnya berlangsung selama satu dekade dan menjadikannya salah satu penasihat Xi yang paling dipercaya.

Sejumlah laporan menunjukkan Xu sangat terpengaruh oleh pembersihan besar-besaran di dalam jajaran militer China, yang menyebabkan pemecatan banyak perwira tinggi. Tekanan dari penindakan politik dan penyelidikan korupsi disebut-sebut memberikan beban berat pada kesehatannya. Kematian Xu menimbulkan kekhawatiran tentang ketidakstabilan di dalam militer China dan restrukturisasi kepemimpinan yang sedang berlangsung di bawah kepemimpinan Xi.

Menurut seorang jurnalis, Xu Qiliang memainkan peran krusial dalam mendorong reformasi militer China bersama Xi Jinping. Ia berperan penting dalam reorganisasi cabang-cabang utama seperti Pasukan Roket dan Angkatan Udara, memperkuat kapabilitas strategis China. Dari tahun 2012 hingga 2022, Xu memegang posisi militer tertinggi yang paling dekat dengan Xi, berperan sebagai arsitek utama modernisasi pertahanan.