keepgray.com – Pemerintah Arab Saudi memastikan tidak akan menerbitkan visa haji furoda untuk musim haji 1446 H/2025 M. Keputusan ini menandai tahun pertama setelah sekian lama sistem haji furoda diberlakukan.
Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Sekjen DPP AMPHURI), Zaky Zakaria, mengonfirmasi hal ini. “Ya, memang tahun ini Kerajaan Arab Saudi, sistem furoda itu memang belum dibuka dan mungkin tidak akan dibuka. Sampai menjelang wukuf sekarang, semua jalur sudah tutup. Baik furoda, haji khusus, haji reguler, haji kuota, semuanya sudah ditutup untuk penerbitan visanya,” jelas Zaky kepada detikHikmah, Rabu (28/5/2025).
Zaky menambahkan, “Dan memang ini jadi tahun pertama yang mungkin setelah sekian lama, sistem furoda tidak on.”
Menurut Zaky, kebijakan ini merupakan hak prerogatif pemerintah Saudi dalam penyelenggaraan ibadah haji, termasuk pemberian visa nonkuota seperti furoda. Ia menilai langkah ini sebagai bagian dari transformasi besar dalam sistem haji Arab Saudi.
“Ya alasan memang visa furoda ini kan kategorinya nonkuota ya. Nonkuota ini memang itu hak prerogatif Saudi untuk menerbitkan atau tidak. Cuma yang jelas, secara umum, saya menilai sih Saudi tahun ini membuat satu percobaan. Bisa dikatakan percobaan untuk mencari penyelenggaraan Haji yang ideal,” kata Zaky.
Zaky menjelaskan bahwa kuota resmi haji tahun ini hanya sekitar 1,3 juta jemaah dari seluruh dunia, menurun dibandingkan 1,8 juta pada tahun 2024. Pengetatan juga dilakukan terhadap haji nonprosedural.
“Belum lagi yang haji nonprosedural. Kalau tahun-tahun lalu haji nonprosedural yang menggunakan visa amil, visa ziarah, itu masih ada. Nah tahun ini yang haji nonprosedural begitu ketat. Checkpoint masuk Makkah begitu ketat. Terus penjagaan Kota Makkah begitu ketat di berbagai tempat,” tutur Zaky.
“Bahkan di padang pasir pun polisi menjaga. Karena biasanya di padang pasir di gunung-gunung itu kan kalau visa yang nonprosedural itu dia akan melewati gunung-gunung ya. Padang pasir. Sekarang ini dijaga ketat bahkan menggunakan drone. Jadi tahun ini akan menjadi satu tahun yang cukup sepi ya. Cukup sepi berbanding dengan tahun-tahun lalu,” bebernya.
Zaky menyebutkan bahwa Saudi tengah melakukan perubahan menyeluruh dalam sistem penyelenggaraan haji, dari sistem syekh, kemudian muassasah, kini menerapkan sistem syarikah, yaitu penyelenggara haji berbasis perusahaan swasta.
Transformasi ini bertujuan menciptakan penyelenggaraan haji yang lebih tertib, aman, dan nyaman. Pemerintah Saudi tidak ingin kejadian tahun lalu terulang, di mana ribuan jemaah dilaporkan meninggal dunia di Mina akibat cuaca panas ekstrem dan keterbatasan fasilitas.
“Nah ini yang mungkin diantara yang membuat kenapa diantara furoda ini tidak ada. Menurut media Arab, 85% dari jemaah yang wafat tahun lalu adalah yang nonprosedural. Nah mungkin Saudi tidak ingin mengulang kejadian tahun lalu. Mereka mulai menyesuaikan jumlah jemaah dengan kapasitas, khususnya kapasitas Mina yang sangat terbatas,” ungkap Zaky.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP AMPHURI Firman M Nur juga mengonfirmasi tidak ada penerbitan visa furoda pada haji tahun ini. AMPHURI mendapatkan jawaban ini setelah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Haji dan Umrah di Makkah, Kantor Urusan Haji (KUH) di Jeddah, serta Ditjen PHU Kemenag, dan melakukan konfirmasi langsung ke sistem elektronik Masar Nusuk.