keepgray.com – Realisasi utang pemerintah Indonesia telah mencapai Rp349 triliun hingga Mei 2025, setara dengan 45 persen dari target yang ditetapkan dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono.
Thomas menjelaskan bahwa target pembiayaan utang dalam APBN 2025 adalah sebesar Rp775,9 triliun. “Dari jumlah tersebut, Rp349,3 triliun dialokasikan untuk pembiayaan utang,” kata Thomas dalam konferensi pers APBN KITA Juni 2025 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, pada Selasa (17/6).
Lebih lanjut, Thomas menyampaikan bahwa pembiayaan non-utang saat ini menunjukkan angka minus Rp24,5 triliun. Angka ini setara dengan 15,3 persen dari target pembiayaan non-utang yang ditetapkan untuk tahun 2025.
Secara keseluruhan, total pembiayaan anggaran APBN 2025 ditargetkan mencapai Rp616,2 triliun, yang terdiri dari Rp775,9 triliun pembiayaan utang dikurangi Rp159,7 triliun pembiayaan non-utang.
“Dari sini, kita bisa melihat bahwa strategi pembiayaan kita dijalankan secara fleksibel dan terukur, dengan mempertimbangkan aspek waktu, instrumen, dan komposisi mata uang,” ujar Thomas. Ia menambahkan bahwa strategi ini didukung oleh pelaksanaan prefunding, penguatan cash buffer, serta manajemen kas dan utang yang berkelanjutan.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa APBN 2025 mengalami defisit sebesar 0,09 persen atau Rp21 triliun hingga Mei. Pendapatan negara tercatat sebesar Rp995,3 triliun, sementara belanja negara telah mencapai Rp1.016,3 triliun.