UMKM BRI Go Global: Ekspansi Pasar Kuliner!

keepgray.com – Berawal dari keinginan mengisi waktu setelah suami pensiun, Lina S. Rahmania mendirikan usaha makanan beku Sanrah Food yang kini memiliki sekitar 20 produk, termasuk sambal kemasan, bebek ungkep, ayam ungkep, cumi mercon, hingga paru pedas beku. Usaha ini berawal dari warung makan bebek sebelum beralih ke produk beku yang dinilai lebih praktis.

Lina mengungkapkan bahwa Sanrah Food telah mengurus legalitas dan fokus pada penjualan sambal serta produk beku untuk meminimalkan risiko. Selain penjualan langsung, Sanrah Food juga memasok produk ke sejumlah restoran.

Sanrah Food juga telah mengikuti pameran internasional, seperti FHA Food & Beverage 2025 di Singapura. Lina mengakui bahwa dukungan dari BRI memiliki peran besar dalam pengembangan usahanya, terutama dalam perluasan penjualan.

“Saya mulai ikut expo bersama BRI pada tahun 2020-an. Saya sering ikut expo mulai yang nasional sampai internasional, terakhir di Singapura awal tahun ini,” ujar Lina. Ia menambahkan bahwa BRI memiliki ribuan UMKM binaan dan merasa bangga bisa terpilih dalam kurasi untuk expo di Singapura.

Lina juga menyampaikan apresiasi atas komitmen BRI dalam mendukung UMKM melalui pembinaan, bantuan, dan akses pendanaan KUR yang mudah. Menurutnya, BRI tidak hanya mendukung kegiatan pameran, tetapi juga mendorong pelaku usaha untuk menembus pasar ekspor dengan memberikan fasilitas seperti penjemputan, pengiriman produk gratis, penginapan, dan makanan.

Lina berkomitmen untuk terus mengembangkan Sanrah Food dan mengikuti perkembangan zaman serta kebutuhan pasar agar dapat menghasilkan produk berkualitas.

Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menegaskan komitmen BRI dalam membangun ekosistem pemberdayaan UMKM yang menyeluruh dan berorientasi global. BRI berkomitmen membangun ekosistem pemberdayaan yang terintegrasi agar semakin banyak UMKM Indonesia dapat go global dan berkontribusi di pentas ekonomi dunia.

“Pencapaian Sanrah Food menjadi cerminan dari bagaimana daya saing UMKM tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk semata. Dukungan pemberdayaan yang komprehensif, mulai dari pembiayaan, peningkatan kapasitas usaha hingga konektivitas pasar global, menjadi faktor kunci dalam mendorong UMKM untuk naik kelas,” kata Hendy.