keepgray.com – Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq, menyatakan bahwa kualitas udara di Jakarta berada dalam kondisi tidak sehat. Hal ini diungkapkan setelah meninjau Kilang Balongan milik Pertamina di Indramayu, Jawa Barat, pada Jumat (13/6/2025).
Menurut Hanif, kondisi kualitas udara Jakarta yang memburuk memerlukan langkah-langkah antisipasi segera. Data menunjukkan bahwa antara 35 hingga 57 persen penyebab utama masalah ini adalah kadar sulfur yang tinggi dari pembakaran bahan bakar minyak (BBM) oleh kendaraan. Faktor lain yang berkontribusi termasuk pembakaran sampah ilegal (14 persen), kegiatan konstruksi (13 persen), dan emisi cerobong industri.
Hanif menjelaskan bahwa pasokan BBM untuk Jakarta berasal dari Kilang Balongan Indramayu. Ia mendesak agar pemasok BBM segera mengambil tindakan untuk menyediakan BBM rendah sulfur ke wilayah Jabodetabek. Standar internasional menetapkan kadar sulfur yang ideal sekitar 50 ppm (parts per million), yang saat ini belum tercapai.
Kementerian LH telah mengambil tindakan terhadap pihak-pihak yang menyebabkan polusi udara di Jakarta, termasuk penutupan dua perusahaan di Cikarang yang menghasilkan asap hitam. Selain itu, terdapat sekitar 4.000 cerobong industri di kawasan Jabodetabek yang perlu ditangani.
Mengingat kualitas udara cenderung memburuk pada bulan Juli-Agustus, Hanif menekankan perlunya tindakan fundamental segera untuk mencegah dampak yang lebih serius. Ia mengajak seluruh elemen di Jabodetabek untuk bersama-sama mengatasi penyebab polusi udara.
Dalam waktu dekat, direncanakan deklarasi bersama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan seluruh bupati serta wali kota di Jabodetabek untuk melawan polutan yang menyebabkan penurunan kualitas udara. Penanganan polusi udara ini diharapkan dapat dilakukan secara kolaboratif.