keepgray.com – Ketua Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, menyoroti masalah distribusi makanan selama puncak ibadah haji di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). Ia menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap layanan katering guna mencegah terulangnya masalah serupa di masa mendatang.
Cucun menjelaskan bahwa perusahaan yang mengelola katering berbeda dengan yang menangani hotel dan transportasi di Armuzna. Laporan dari Timwas Haji DPR RI menunjukkan bahwa pelayanan makanan di hotel berjalan baik, dengan jemaah menerima tiga kali makan sehari. Namun, masalah muncul saat memasuki fase puncak haji.
Menurut Cucun, minimnya sosialisasi kepada jemaah menjadi catatan penting. Selama fase tarwiyah (8 Zulhijah) hingga puncak ibadah di Armuzna, jemaah hanya menerima lauk tanpa nasi. Meskipun penyediaan nasi direncanakan oleh perusahaan yang berbeda di Armuzna, informasi ini tidak tersampaikan dengan baik kepada jemaah, menyebabkan kebingungan dan ketidaknyamanan.
“Padahal makanan sudah disiapkan. Tapi karena kurangnya sosialisasi, jemaah kebingungan. Bahkan pada tanggal 8, ada jemaah yang hanya menerima sarapan di pagi hari dan tidak mendapatkan makanan lagi hingga malam karena belum diberangkatkan,” ujarnya.
Cucun, yang juga merupakan politikus dari Fraksi PKB, menekankan bahwa masalah ini harus menjadi perhatian serius semua pihak terkait, termasuk Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Limited, yang menjadi mitra dalam penyediaan layanan makanan. Ia mengusulkan solusi praktis seperti penyediaan nasi siap saji yang dapat langsung dikonsumsi tanpa menunggu distribusi dari pihak lain.
Dengan adanya pengalaman ini, Timwas Haji DPR RI mendorong adanya perbaikan sistematis dalam perencanaan dan pelaksanaan logistik haji, terutama di titik-titik krusial seperti Armuzna, demi kenyamanan dan kesehatan jemaah haji.