keepgray.com – Perjalanan pulang jemaah haji ke Tanah Air diwarnai insiden menegangkan setelah pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV 5276 yang mereka tumpangi, terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara, akibat ancaman bom.
Salah seorang jemaah haji asal Depok, Hans (54), mengungkapkan keterkejutannya ketika pesawat tiba-tiba berputar arah di atas wilayah Sumatera Barat saat pembagian makan siang. Pramugari secara mendadak meminta seluruh penumpang untuk melipat meja.
“Di situlah mulai banyak yang bertanya kenapa mau mendarat. Dari sejak itu mulai banyak galaulah ceritanya. Ada apa, ada apa, ada apa. Dan sampailah kita tiba di Kualanamu,” ujar Hans seperti dikutip detikNews, Kamis (19/6/2025).
Setelah mendarat, para jemaah diminta turun dengan tergesa-gesa. Kepanikan sempat muncul saat tim Gegana memasuki pesawat. Meski demikian, Hans mengaku bahwa para jemaah lebih banyak merasa heran dengan situasi tersebut.
“Biasa saja (perasaannya), jadi kecenderungan heran. Heran, karena ya antara heran, antara mau bilang takut juga, alhamdulillah nggak, karena kita sudah berhasil turun kan. Sudah berhasil turun, jadi takut tuh nggak,” tuturnya.
Hans menambahkan, rasa takut baru muncul setelah mengetahui detail teknis tentang potensi peledakan bom. “Cuma agak ditakutkan kalau memang kejadian, kalau memang mendapat pesawat yang sama. Sampai ada berita yang namanya teknis peledakan bom seperti apa, gimana ya, itu baru mulai agak takut-takut,” imbuhnya.
Sementara itu, jemaah haji lain bernama Tahani justru menganggap insiden ancaman bom ini sebagai “bonus tak terduga”.
“Alhamdulillah kami semua baik-baik saja. Bahkan bisa dibilang berakhir bahagia. Kami pulang lewat Medan dan bisa bawa oleh-oleh bolu Meranti untuk keluarga,” kata Tahani, dengan senyum, di Bandara Soekarno-Hatta, seperti dikutip dari laman Kementerian Agama.
Tahani menjelaskan bahwa sejak awal, para jemaah telah diinformasikan secara jelas dan ditangani dengan baik. Pesawat yang semula dijadwalkan langsung menuju Jakarta dari Jeddah, dialihkan ke Medan untuk pemeriksaan menyeluruh setelah adanya ancaman yang dikirimkan ke Kementerian Perhubungan melalui email.
Selama berada di Medan, para jemaah haji mendapatkan pelayanan penuh, termasuk penginapan, makanan, pendampingan medis, dan pengamanan. Mereka merasa sangat diperhatikan dan diperlakukan secara manusiawi.
Meski kepulangan mereka tertunda satu hari, banyak jemaah yang justru merasa mendapatkan pengalaman unik. Beberapa bahkan menganggapnya sebagai rezeki karena bisa singgah di Medan.
“Banyak dari kami belum pernah ke Medan. Jadi ini seperti bonus setelah haji,” timpal Fahrurozi.
Kini, setelah tiba di rumah masing-masing, para jemaah haji membawa pulang lebih dari sekadar oleh-oleh. Mereka membawa serta kisah tentang keimanan, ketenangan dalam menghadapi ujian, dan bagaimana takdir kadang menghadirkan cerita indah di tengah situasi yang mengkhawatirkan.