keepgray.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan peningkatan anggaran subsidi listrik menjadi Rp104,97 triliun kepada Komisi VII DPR RI untuk tahun depan. Angka ini naik signifikan dari anggaran tahun ini yang sebesar Rp90,32 triliun.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu, menjelaskan bahwa usulan anggaran tersebut telah mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk proyeksi kurs dan jumlah penerima subsidi di tahun 2025.
“Kita usulkan total subsidi itu sesuai dengan rentang di asumsinya antara Rp97,37 triliun-Rp104,97 triliun,” kata Jisman dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI, Senin (30/6).
Perhitungan Kementerian ESDM didasarkan pada asumsi kurs Rupiah di kisaran Rp16.500 hingga Rp16.900 per dolar AS, harga minyak mentah Indonesia (ICP) antara US$60 hingga US$80 per barel, serta inflasi sebesar 1,5 persen hingga 3,5 persen.
Jisman menambahkan, angka-angka tersebut diambil dari kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal tahun 2026.
Usulan anggaran subsidi ini ditargetkan untuk 44,88 juta rumah tangga miskin dan rentan yang menggunakan daya 450 VA dan 900 VA.
Jisman menekankan bahwa anggaran subsidi listrik hampir Rp105 triliun merupakan estimasi tertinggi. Angka ini akan berlaku jika kurs mencapai Rp16.900 per dolar AS dan ICP mencapai US$80 per barel. Menurutnya, kedua faktor tersebut berkontribusi sebesar 18,9 persen terhadap harga listrik.
Kenaikan biaya bahan bakar akibat fluktuasi kurs dan ICP menjadi alasan utama kenaikan usulan subsidi.