Sifat Wajib, Mustahil, Jaiz Rasul

keepgray.com – Setiap rasul yang diutus oleh Allah SWT memiliki sifat-sifat istimewa yang wajib dimiliki sebagai teladan bagi umat manusia dalam menyampaikan ajaran Allah. Berikut adalah pembahasan mengenai empat sifat wajib yang harus dimiliki oleh rasul.

**Sifat-Sifat Wajib bagi Rasul**

Sifat-sifat wajib rasul, dijelaskan dalam buku *Paham Keagamaan Ahlussunnah wal Jama’ah* oleh Prof. Dr. K.H. Abu Yasid, M.A., Ll.M., meliputi:

1. **Shidiq (Jujur)**

Shidiq atau kejujuran merupakan sifat mendasar yang wajib dimiliki oleh setiap rasul, mencakup seluruh aspek kehidupan mereka, terutama dalam menyampaikan wahyu dan ajaran yang berasal dari Allah SWT. Salah satu dalil yang menunjukkan sifat shiddiq (jujur dan benar) dapat ditemukan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Ahzab ayat 22.

Lawan dari sifat jujur yaitu dusta. Sehingga dusta termasuk sifat yang mustahil ada pada diri para rasul. Secara logis, apabila seorang rasul berdusta dalam menyampaikan risalahnya, maka hal tersebut akan mencoreng kemurnian mukjizat yang diberikan oleh Allah. Jika kejujuran rasul diragukan, maka keberadaan mukjizat pun menjadi sia-sia. Dan tentunya, hal ini tidak sejalan dengan sifat keadilan dan kebijaksanaan Allah SWT.
2. **Amanah (Dapat Dipercaya)**

Sifat amanah menunjukkan bahwa para rasul adalah pribadi yang dapat dipercaya, terutama dalam menjalankan tugas kenabian. Mereka terpelihara dari segala bentuk pengkhianatan, baik dalam tindakan nyata seperti perbuatan maksiat lahiriah, maupun dalam bentuk sikap batin seperti iri hati, kesombongan, atau riya.

Secara rasional, jika seorang rasul memiliki sifat khianat, maka akan timbul pemahaman keliru di tengah masyarakat bahwa pengkhianatan terhadap ajaran agama adalah hal yang dapat dibenarkan. Padahal Allah SWT secara tegas memerintahkan umat manusia untuk menjadikan para rasul sebagai teladan dalam kehidupan.
3. **Tabligh (Menyampaikan Wahyu)**

Sifat tabligh berarti bahwa rasul memiliki kewajiban untuk menyampaikan seluruh wahyu dan ajaran yang diterimanya dari Allah Swt kepada umatnya, tanpa ada yang disembunyikan. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Ma’idah ayat 67 yang menjelaskan perintah Allah kepada Rasul-Nya agar menyampaikan seluruh wahyu yang diterima. Oleh sebab itu, sangat tidak mungkin bagi seorang rasul untuk memiliki sifat kitman, yaitu menyimpan atau menyembunyikan sebagian dari risalah tersebut.

Jika seorang rasul menyembunyikan sebagian wahyu, maka akan terbentuk anggapan bahwa menyembunyikan ilmu adalah hal yang dibenarkan. Padahal, dalam Islam, penyampaian ilmu dan kebenaran secara terbuka adalah prinsip yang sangat dijunjung tinggi. Oleh karena itu, para rasul diwajibkan memiliki sifat tabligh dan mustahil bersifat kitman.
4. **Fathanah (Cerdas)**

Sifat fathanah menandakan kecerdasan dan ketajaman akal pikiran yang harus dimiliki oleh setiap rasul. Sebaliknya, sifat baladah, yaitu kebodohan atau kedunguan, tidak mungkin melekat pada diri seorang rasul. Karena tanpa kecerdasan, seorang rasul tidak akan mampu menghadapi tantangan dari para penentang risalah, apalagi menjelaskan dan membela ajaran yang dibawanya secara logis dan meyakinkan. Kecerdasan inilah yang memungkinkan para rasul membangun argumentasi yang kuat dan memengaruhi hati umat manusia.

Salah satu dalil yang menunjukkan bahwa para rasul memiliki sifat cerdas (Fathonah) terdapat dalam Al-Qur’an, Surah Al-An’am ayat 83.

**Sifat-sifat Jaiz bagi Rasul**

Selain memiliki sifat-sifat yang wajib dimiliki dan mustahil ada pada diri mereka, para rasul juga memiliki sifat yang disebut jaiz (boleh). Sifat jaiz ini merujuk pada hal-hal yang bersifat manusiawi dan lumrah terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian, hal ini sama sekali tidak mengurangi kedudukan mulia mereka sebagai utusan Allah. Contohnya adalah kegiatan seperti makan, minum, menikah secara sah, dan mengalami sakit seperti halnya manusia biasa. Semua hal ini menunjukkan bahwa para rasul tetap lah manusia, namun memiliki sejumlah keutamaan dan kemuliaan atas tugas kerasulannya.