keepgray.com – Kementerian Agama (Kemenag) secara resmi memulai rangkaian sidang isbat untuk penetapan awal Zulhijjah 1446 Hijriah, sebuah langkah krusial dalam menentukan Hari Raya Idul Adha yang akan jatuh pada 10 Zulhijjah. Rangkaian proses ini diawali dengan seminar nasional mengenai posisi hilal.
Menurut pantauan di lokasi, agenda pemaparan hisab rukyat dilaksanakan di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat, pada Selasa, 27 Maret 2025, yang dimulai tepat pukul 16.40 WIB. Seminar ini dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk perwakilan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Informasi Geospasial (BIG), Majelis Ulama Indonesia (MUI), pimpinan Organisasi Masyarakat Islam (Ormas Islam), perwakilan Pesantren, Planetarium Jakarta, Bosscha ITB, serta perwakilan duta besar dan pakar ilmu falak.
Beberapa tokoh penting yang hadir dalam agenda pembuka ini antara lain Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama Romo Syafi’i, dan Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi Abdullah Jaidi. Penentuan hilal dalam sidang isbat ini akan menggunakan dua metode utama, yaitu hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (pengamatan langsung hilal).
Pemantauan hilal sendiri dilakukan di 114 titik lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memastikan keakuratan data. Sidang isbat ini terbagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah pemaparan posisi hilal oleh Tim Hisab Rukyat Kemenag. Dilanjutkan dengan tahap kedua, yaitu sidang penetapan yang akan digelar secara tertutup. Tahap ini akan melibatkan para tokoh ormas Islam dan instansi terkait untuk mencapai kesepakatan.
Tahap terakhir dari rangkaian sidang isbat adalah konferensi pers. Dalam konferensi pers ini, Kemenag RI akan secara resmi mengumumkan hasil penetapan awal Zulhijjah. Jika hasil sidang menetapkan 1 Zulhijah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025, maka Hari Raya Idul Adha yang bertepatan dengan 10 Zulhijah 1446 H akan jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025.
