Sektor Apa Pencipta Kerja Terbesar Bagi 145 Juta RI?

keepgray.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah penduduk Indonesia yang bekerja telah mencapai 145,77 juta orang per Februari 2025. Data ini dirilis dalam laporan BPS bertajuk “Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2025” pada 5 Mei 2025.

Menurut laporan tersebut, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi lapangan usaha penyerap tenaga kerja terbesar dengan kontribusi 28,54 persen dari total penduduk bekerja. Di posisi kedua, sektor perdagangan menyerap 19,26 persen tenaga kerja, diikuti oleh industri pengolahan yang menyumbang 13,45 persen.

Sektor-sektor lain yang juga berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja antara lain akomodasi dan makanan minuman (7,87 persen), konstruksi (5,97 persen), pendidikan (5,04 persen), aktivitas jasa lainnya (4,38 persen), pengangkutan (4,23 persen), dan administrasi pemerintahan (3,65 persen).

Selain itu, aktivitas profesional dan perusahaan menyerap 1,74 persen tenaga kerja, aktivitas kesehatan 1,72 persen, aktivitas keuangan dan asuransi 1,14 persen, pertambangan 1,13 persen, serta informasi dan komunikasi 0,86 persen. Sektor-sektor dengan kontribusi terendah adalah treatment air, sampah, dan daur ulang (0,43 persen), real estat (0,34 persen), serta pengadaan listrik dan gas (0,25 persen).

BPS juga menyoroti peningkatan penyerapan tenaga kerja di beberapa sektor. Dibandingkan Februari 2024, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi, dan perawatan mobil dan sepeda motor mencatat peningkatan penduduk bekerja terbesar, yakni sebesar 0,98 juta orang.

Dalam struktur ketenagakerjaan Indonesia pada Februari 2025, sektor informal masih mendominasi. BPS mencatat 59,4 persen penduduk bekerja berasal dari sektor informal, sementara sektor formal menyumbang 40,6 persen.

Dari latar belakang pendidikan, mayoritas penduduk bekerja atau sekitar 35,89 persen adalah lulusan SD. Sementara itu, lulusan diploma IV, S1, S2, atau S3 hanya mencakup 10,44 persen dari total penduduk bekerja. BPS menambahkan bahwa dibandingkan Februari 2024, jumlah penduduk bekerja dengan pendidikan SD ke bawah dan sekolah menengah pertama mengalami penurunan, masing-masing sebesar 0,65 persen poin dan 0,34 persen poin.