keepgray.com – Jemaah haji asal Embarkasi Kualanamu (KNO) yang menempati sektor 7 di Hotel Lema Al Dahabi, Makkah, mengeluhkan keterlambatan pendistribusian sarapan pagi dan tidak adanya kepastian terkait konsumsi mereka. Keluhan ini muncul saat Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang, yang juga anggota Tim Pengawas Haji (Timwas), mengunjungi jemaah asal Sumatera Utara tersebut pada Selasa (3/6/2025).
Beberapa jemaah melaporkan bahwa hingga pukul 10.00 waktu setempat, mereka belum menerima sarapan dan tidak ada informasi yang jelas mengenai kapan makanan akan dibagikan. Meski merasa lapar, para jemaah tetap berusaha sabar dan berharap makanan segera tiba.
Sesuai jadwal, seluruh jemaah haji Indonesia seharusnya menerima paket makanan cepat saji bercita rasa Nusantara, seperti semur ayam dan opor, pada hari tersebut.
Menanggapi keluhan ini, Marwan Dasopang segera menghubungi pihak penyedia konsumsi, BPKH Limited. Pihak penyedia menjelaskan bahwa terjadi kendala dalam proses pengiriman makanan dan menjanjikan makanan akan tiba pada siang hari.
“Kalau baru datang siang, itu bukan sarapan namanya, tapi makan siang,” tegas Marwan.
Diketahui bahwa menjelang keberangkatan jemaah ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), paket konsumsi jemaah haji Indonesia mengalami perubahan dari katering reguler menjadi paket lauk cepat saji. Sistem distribusi makanan ini berubah mulai tanggal 7 hingga 13 Zulhijah, termasuk untuk tiga kali makan pada 7 Zulhijah.
Marwan menambahkan bahwa pihak penyedia konsumsi seharusnya sudah mengantisipasi tantangan distribusi makanan jauh-jauh hari.
“Keterlambatan makanan ini akan menjadi catatan penting Timwas Haji dalam mengevaluasi kinerja penyedia konsumsi. Kami tidak segan memberi sanksi bila layanan terhadap jemaah diabaikan,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan agar keterlambatan konsumsi seperti ini tidak terulang lagi, mengingat para jemaah akan segera diberangkatkan ke Arafah mulai hari berikutnya dan membutuhkan stamina yang prima.