keepgray.com – Sara Netanyahu, istri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, bukan hanya dikenal sebagai figur publik yang kerap mendampingi suaminya, tetapi juga sebagai tokoh kontroversial yang disebut-sebut memiliki pengaruh signifikan dalam kebijakan politik Israel.
Sara Netanyahu, yang kini berusia 66 tahun, lahir di Kiryat Tiv’on, Israel Utara. Ayahnya, Shmuel, adalah seorang pendidik, penulis, penyair, dan sarjana Alkitab Yahudi kelahiran Polandia. Ibunya, Chava, merupakan warga Yerusalem generasi keenam. Sara memiliki tiga saudara laki-laki yang semuanya pernah menjadi juara Kontes Alkitab Israel.
Berprofesi sebagai psikolog pendidikan dan karier, Sara bertemu Benjamin Netanyahu saat bekerja sebagai pramugari penerbangan New York-Israel. Mereka menikah pada tahun 1991, menjadi pernikahan ketiga bagi Benjamin, dan dikaruniai dua putra.
Hubungan mereka sempat diterpa isu perselingkuhan pada tahun 1993, ketika Benjamin mengakui berselingkuh dengan penasihat hubungan masyarakatnya. Namun, mereka berhasil memperbaiki pernikahan mereka, dan Benjamin kemudian terpilih menjadi pemimpin Likud.
Selama bertahun-tahun, Sara menjadi sorotan publik dan terlibat dalam sejumlah sengketa hukum. Pada tahun 2002, ia memenangkan kasus pencemaran nama baik terhadap penerbit Schocken dan surat kabar Kol Ha’ir. Pada tahun 2008, ia menggugat Channel 10 atas laporan mengenai pengeluaran mewah yang dibayarkan oleh seorang donatur.
Pada tahun 2015, muncul laporan bahwa Sara memesan makanan dan menagih pemerintah Israel hampir USD100.000, meskipun Kantor Perdana Menteri telah mempekerjakan seorang koki khusus. Investigasi polisi pada tahun 2016 merekomendasikan agar Sara didakwa. Pada tahun 2017, Jaksa Agung Avichai Mandelblit mengumumkan dakwaan terhadap Sara atas pemesanan makanan dengan biaya negara tanpa izin. Sara kemudian menandatangani kesepakatan pembelaan, dihukum karena menyalahgunakan dana negara, dan diperintahkan untuk membayar 11.900 kepada negara.
Sara Netanyahu juga pernah menuding adanya “negara gelap” di Israel yang berusaha melemahkan suaminya, serupa dengan kekuatan yang menurutnya bekerja melawan Presiden Donald Trump di AS. Ia menuduh bahwa kedua pemimpin tersebut dianiaya oleh “elit sayap kiri radikal kecil yang didanai oleh negara asing” yang memegang posisi berpengaruh dalam lembaga-lembaga penting. Sara mengklaim bahwa mereka menyalahgunakan sistem peradilan untuk menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis dan melakukan penyelidikan serta tuduhan palsu terhadap suami dan keluarganya.