keepgray.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa titik terlemah nilai tukar rupiah terjadi pada Juni 2024, mencapai Rp16.486 per dolar AS. Hal ini disampaikan dalam Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta Pusat, Selasa (1/7), sebagai bagian dari evaluasi terhadap pelaksanaan APBN 2024.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa gejolak global sepanjang 2024 memicu tekanan pada pasar keuangan domestik, yang berimbas pada pergerakan nilai tukar rupiah. Meskipun sempat menguat hingga rata-rata Rp16 ribu per dolar AS pada awal tahun, rupiah kemudian mengalami depresiasi hingga mencapai titik terendahnya.
Selain nilai tukar, Sri Mulyani juga menyoroti fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sempat menembus level 7.300 di awal tahun, IHSG kemudian merosot ke angka 6.726 pada Juni 2024.
Di tengah gejolak tersebut, Sri Mulyani menekankan pentingnya stabilitas transisi pemerintahan dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden Prabowo Subianto. Stabilitas ini mencakup aspek politik dan ekonomi, di mana APBN berperan sebagai shock absorber untuk melindungi masyarakat dan perekonomian.
Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir menyatakan bahwa RUU Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN 2024 akan dibahas lebih lanjut dalam Rapat Paripurna pada 8 Juli 2025, dengan agenda mendengarkan pandangan dari berbagai fraksi.