keepgray.com – Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, M Romahurmuziy, atau yang akrab disapa Rommy, mengungkapkan bahwa Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman masuk dalam daftar tokoh yang dijagokan untuk memimpin Partai Persatuan Pembangunan. Selain Amran, nama-nama lain yang muncul di bursa calon Ketua Umum PPP adalah Menteri Sosial Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) dan mantan Menparekraf Sandiaga Uno.
Pernyataan ini disampaikan Rommy kepada wartawan pada Senin, 26 Mei 2025. Ia menilai bahwa PPP membutuhkan seorang pemimpin dengan “extra ordinary power dan extra ordinary leader” untuk mengembalikan partai berlambang Ka’bah tersebut ke Senayan, mengingat belum ada preseden partai yang terlempar dari parlemen sejak 1998 mampu kembali. Oleh karena itu, Rommy mengaku telah berupaya membujuk banyak tokoh yang dinilainya mampu, baik karena ketokohan maupun kemampuan finansial mereka.
Rommy juga mengungkapkan bahwa pada Desember tahun lalu, ia bahkan sempat membujuk mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk bergabung dan memimpin PPP. “Bahkan Mas Anies Baswedan pun saya pernah bujuk untuk bersedia masuk dan memimpin PPP pada akhir Desember 2024 lalu,” ujar Rommy.
Menurut Rommy, dorongan terhadap Amran sebagai calon ketua umum merupakan pandangan pribadinya. Ia menambahkan bahwa Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) juga mengetahui kualitas dan totalitas Amran. “Beberapa kali diskusi saya dengan Pak Jokowi, termasuk yang di Solo, memang salah satu sebab mengapa kemudian semakin fokus nama Pak Amran. Karena Pak Jokowi tahu persis kualitas dan totalitas Pak Amran jika diberikan sebuah amanah,” jelas Rommy. Ia menegaskan bahwa semua nama yang muncul adalah murni pemikirannya, kecuali Agus Suparmanto yang didorong oleh Wagub Jateng Gus Yasin.
Rommy menyebut bahwa pada Ramadan lalu, ia bersama Sekjen PPP Arwani dan Plt Ketum PPP Mardiono sempat bersilaturahmi dengan Amran. Ia menilai Mardiono juga sejalan dengan kepemimpinan Amran di masa depan. “Plt Ketum PPP, Mardiono, juga mengikuti apa yang saya rintis, sudah beberapa kali bertemu dengan Pak Amran. Bahkan sesudah Lebaran kemarin, Pak Mar mengumpulkan belasan DPW di Pantai Gapura, guest house pribadi milik Pak Amran di Makassar untuk berhalalbihalal. Bagi saya, maknanya tunggal, bahwa Pak Mar sudah menerima jika Pak Amran memimpin PPP ke depan,” ungkap Rommy.
Rommy menepis spekulasi bahwa nama Amran muncul karena dorongan Haji Isam, kerabatnya, untuk mengakuisisi PPP. Ia menegaskan bahwa Amran tidak muncul atas dorongan Jokowi dan PPP hanya berharap bisa kembali melaju ke Senayan. “Apakah Pak Jokowi ‘cawe-cawe’ soal nama Pak Amran? Sama sekali tidak. Beliau beberapa kali saya mintai pandangan, bagaimana cara paling efektif mengembalikan PPP ke Senayan. Saya memang menyampaikan sejumlah nama, dan sepengetahuan Pak Jokowi, dari nama-nama tersebut, Pak Amran adalah yang paling sesuai dengan kebutuhan PPP di 2029 mendatang,” kata Rommy, seraya menambahkan bahwa Jokowi mengenal Amran sebagai menteri pada kabinetnya periode pertama.
Lebih lanjut, Rommy membantah adanya upaya akuisisi partai oleh Haji Isam. “Bahwa, yang terjadi di PPP sama sekali bukan upaya Haji Isam untuk ‘mengakuisisi melalui kerabatnya’. Sebagai pengusaha sukses, Haji Isam tidak butuh mengakuisisi partai manapun. Karena sebagai pengusaha dengan komunikasi yang luas, beliau berteman dengan seluruh partai,” imbuhnya.