Riady Siapkan Rp2 T untuk Rumah Subsidi Prabowo

keepgray.com – CEO Lippo Group, James Riady, menyiapkan dana sebesar Rp2 triliun untuk mendukung program perumahan yang diinisiasi oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto. Dana ini akan dialokasikan untuk mendukung penyediaan rumah subsidi, dengan mekanisme investasi atau pinjaman kepada pengembang rumah subsidi.

James Riady menyampaikan komitmen ini dalam sebuah acara di Plaza Semanggi, Jakarta, pada Kamis (12/6), dengan menyatakan bahwa kelompok Lippo akan menyediakan Rp2 triliun untuk membiayai dan memberikan modal kepada pengembang yang terlibat dalam program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Lebih lanjut, James menjelaskan bahwa Lippo Group tidak akan bertindak sebagai pengembang perumahan bersubsidi secara langsung. Menurutnya, proyek rumah subsidi akan lebih efisien jika dikerjakan oleh pengembang yang lebih kecil. Oleh karena itu, Lippo Group memilih untuk mendukung dari sisi pendanaan, baik untuk pembelian lahan maupun untuk pembangunan. Perusahaan membuka kesempatan bagi pengembang kecil dan menengah untuk mengajukan permohonan pendanaan.

James menekankan bahwa inisiatif ini tidak akan menciptakan monopoli dalam industri perumahan. Ia melihat sektor ini sebagai sesuatu yang terfragmentasi, dan peran Lippo Group adalah untuk berpartisipasi dalam kepemilikan saham jika pengembang membutuhkan modal, atau memberikan pembiayaan untuk pembelian lahan.

Selain dukungan finansial, Lippo Group juga memperkenalkan dua desain rumah subsidi seluas 25 meter persegi. James mengklaim bahwa rumah-rumah ini dapat dijual dengan harga mulai dari Rp100 juta di sekitar Jakarta. Harga tersebut berlaku untuk unit tunggal, namun ia mengakui bahwa harga akan meningkat, mencapai Rp140 juta, jika lokasinya lebih dekat ke pusat kota. Untuk unit ganda, harga akan dimulai dari Rp125 juta.

Usulan mengenai ukuran rumah subsidi ini sebelumnya sempat mencuat dari Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, yang mengusulkan rumah subsidi berukuran 25 meter persegi. Hal ini berbeda dengan standar yang berlaku saat ini, di mana rumah subsidi biasanya dijual dengan luas tanah 60 meter persegi dan harga sekitar Rp105 juta. Maruarar berpendapat bahwa ukuran yang lebih kecil akan lebih sesuai dengan kebutuhan generasi muda yang lebih memilih tinggal di pusat kota meskipun dengan ruang yang terbatas.