keepgray.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa secara ekonomi, Indonesia tergolong negara yang relatif kecil dibandingkan dengan negara-negara anggota G20, meskipun memiliki wilayah geografis dan jumlah penduduk yang besar. Hal ini disampaikan dalam acara CNBC Economic Update 2025 di Jakarta, Rabu (18/6).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang sebesar US$1,5 triliun masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan negara lain. Menurutnya, meskipun Indonesia termasuk dalam G20, ukuran ekonominya belum cukup besar untuk secara signifikan mempengaruhi ekonomi dunia.
Kondisi ini, lanjut Sri Mulyani, menyebabkan Indonesia rentan terhadap gejolak global, termasuk dampak dari perang dagang yang dipicu oleh kebijakan Presiden AS Donald Trump. Ia menyoroti ketidakpastian yang timbul dari perang dagang tersebut, terutama terkait mekanisme diskusi antara AS dan China serta hasil kesepakatan antara kedua negara. Ketidakpastian ini dapat menyeret Indonesia karena kedua negara tersebut merupakan ekonomi terbesar di dunia.
Sri Mulyani menekankan bahwa Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbuka harus siap menghadapi pengaruh lingkungan global yang tidak pasti dan berpotensi menjadi perubahan seismik dalam jangka panjang. Kondisi yang tidak stabil ini, menurutnya, akan menyebabkan pelemahan ekonomi dunia, yang mendorong berbagai lembaga seperti OECD, IMF, dan Bank Dunia untuk merevisi proyeksi ekonomi tahun 2025.
Sri Mulyani memperkirakan bahwa perekonomian global baru akan membaik pada tahun 2026. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada tahun pertama kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, meskipun sejumlah lembaga internasional memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 4,7 persen.