Restu Keluarga: Kunci Sukses KRL

keepgray.com – Ainul Yakin, seorang masinis KRL (Kereta Rel Listrik) di wilayah Jabodetabek, memiliki ritual khusus sebelum memulai tugasnya setiap hari. Pria asal Pasuruan yang telah 10 tahun berprofesi sebagai masinis ini selalu menyempatkan diri untuk mengirimkan pesan singkat kepada kedua orang tuanya serta istrinya.

Ia meyakini bahwa doa dari orang tua, istri, dan anaknya akan membawa berkah dalam pekerjaannya. “Ritual saya sebelum dinas, pamit dulu ke 2 orang tua saya,” ujarnya. Kepada sang istri, ia juga meminta restu dan memberitahukan nomor kereta yang akan dikemudikannya pada hari itu.

Nomor kereta tersebut menjadi pedoman bagi istrinya. Sebagai contoh, jika pada hari itu Mas Nul bertugas menjalankan KRL dengan rute Depok Lama-Bogor-Jakarta Kota-Bogor-Depok Lama, sang istri akan mengetahui posisinya. “Ke istri pun pamit, minta restu sama kasih nomor KA aja pasti,” imbuhnya.

Lintasan yang dilalui Mas Nul merupakan salah satu rute KRL tersibuk di Jabodetabek. Biasanya, ia menginap di mes masinis di Depo KRL Depok jika bertugas pada rute ini. Setiap pagi, pukul 03.30 WIB, ia bangun dan melaksanakan rutinitas sesuai prosedur, mulai dari pemeriksaan kesehatan hingga pengecekan kondisi seluruh rangkaian kereta.

Mas Nul memeriksa mesin, suspensi, roda, hingga cakram rem dengan teliti. Kabin masinis juga diperiksa untuk memastikan semua sistem berfungsi dengan baik. “Kondisi jalur yang sibuk dan potensi gangguan operasional memerlukan kewaspadaan tinggi,” kata Mas Nul, mengingatkan dirinya sendiri.

Pemeriksaan rutin ini sangat penting mengingat KRL merupakan salah satu moda transportasi massal yang diminati masyarakat. Pada tahun 2024, total volume pengguna KRL mencapai 374 juta orang, di mana 328 juta di antaranya adalah pengguna KRL Jabodetabek, seperti yang disampaikan oleh Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Asdo Artriviyanto.

Asdo juga menyebutkan bahwa jam sibuk pagi terjadi mulai pukul 05.30 WIB hingga 08.30 WIB, sedangkan jam sibuk sore mulai pukul 15.30 WIB hingga 19.00 WIB. Data ini menunjukkan betapa padatnya mobilitas masyarakat dan tingginya tuntutan terhadap kelancaran operasional transportasi. Mas Nul merasa bangga jika tugasnya sebagai masinis KRL berjalan tanpa kendala.

“Tanggung jawab yang besar, membawa kereta dengan ratusan penumpang di dalamnya serta suatu kebanggaan bagi masinis mengantar penumpang dengan selamat sampai tujuan. Maka dari itu saya sangat terinspirasi jadi masinis,” ungkapnya.

Setelah jam kerjanya selesai, Mas Nul membawa kembali kereta ke Depo KRL Depok. Rutinitas ini akan berulang setiap hari. Meskipun demikian, Mas Nul mengaku tidak merasa bosan. “Kalau bosan sih nggak, karena saya tuh emang senang jalan-jalan, bisa ketemu orang yang berbeda tiap hari,” pungkasnya.