Pupuk Kaltim: Nominasi ASEAN GRC & Public Initiatives Award

keepgray.com – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) memperkuat posisinya sebagai perusahaan berdaya saing global di Asia Tenggara dengan menjadi nominasi ASEAN GRC Award dan Public Initiatives Award dalam ASEAN Risk Awards 2025. Penghargaan yang diselenggarakan oleh Enterprise Risk Management Academy (ERMA) ini diikuti oleh berbagai perusahaan dari negara-negara ASEAN yang memiliki rekam jejak unggul dalam tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan.

Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo, menyatakan bahwa masuknya Pupuk Kaltim dalam dua kategori tersebut membuktikan komitmen perusahaan terhadap Governance, Risk and Compliance (GRC), serta tanggung jawab sosial dan lingkungan yang berkelanjutan sebagai bagian integral dari identitas dan budaya korporasi.

“Integrasi GRC Pupuk Kaltim bukanlah proyek sesaat, namun menjadi kesatuan nilai yang terinternalisasi dalam operasional Perusahaan. Prinsip tata kelola yang kami anut yakni TARIF (Transparan, Akuntabel, Responsif, Independen dan Fair), menjadi fondasi yang mengarahkan semua langkah dari kebijakan strategis hingga proses eksekusi di lapangan,” ujar Soesilo.

Pada kategori ASEAN GRC Award, Pupuk Kaltim dinilai berhasil mengintegrasikan tata kelola, risiko, dan kepatuhan ke seluruh proses bisnis secara sistematis dan menyeluruh. Hal ini dinilai mampu memecah silo organisasi dan menciptakan pengambilan keputusan berbasis integritas dan kolaborasi. Sementara itu, kategori Public Initiatives Award menyoroti kontribusi perusahaan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui program inovatif yang berdampak sosial ekonomi, serta pendekatan manajemen risiko yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Sejak 2024, Pupuk Kaltim mengambil langkah besar dengan membentuk Direktorat Manajemen Risiko serta Komite Pemantau Risiko (KPR), yang juga merangkap sebagai Komite Tata Kelola Terintegrasi (KTKT). Struktur ini dibentuk untuk memperkuat pengawasan dan pengambilan keputusan strategis, serta memastikan integrasi GRC berlangsung efektif, adaptif, dan sinergis di seluruh lini organisasi.

Menurut Soesilo, langkah ini diambil sebagai respons terhadap dinamika regulasi dan tuntutan pasar yang semakin kompleks. Melalui KPR/KTKT, Pupuk Kaltim memiliki platform kolaboratif yang menghimpun berbagai perspektif, sehingga setiap keputusan GRC tidak hanya legal dan patuh, tetapi juga strategis dan berorientasi pada nilai jangka panjang.

“Pupuk Kaltim pun menerapkan Three Lines Model serta Model Manajemen Risiko Terintegrasi (MRT), yang secara efektif mampu menghilangkan fragmentasi kebijakan dan pelaksanaan GRC di seluruh entitas grup,” lanjut Soesilo.

Pupuk Kaltim juga mengembangkan inisiatif digital dalam mendukung sistem GRC yang transparan dan adaptif, yang telah menjadi tulang punggung pengelolaan risiko berbasis teknologi. Inisiatif ini memfasilitasi pengambilan keputusan berbasis data yang memungkinkan pelaporan dini, evaluasi terukur, dan integrasi lintas fungsi secara realtime.

Hasil dari pendekatan ini terlihat dari peningkatan signifikan skor Corporate Governance Perception Index (CGPI) dengan predikat “Most Trusted”, dan Risk Maturity Index (RMI) tertinggi di Pupuk Indonesia Grup. Perusahaan juga mencapai 100 persen kepatuhan dalam pelaporan LHKPN, mempertahankan sertifikasi ISO 37001, ISO 22301, hingga meraih penghargaan IRCA 2024 atas keunggulan praktik tata kelola.

Komitmen terhadap GRC juga diperluas ke ranah publik melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dirancang dengan prinsip keberlanjutan. Salah satu program unggulan adalah Konservasi Taman Laut dan Fasilitas Media Terumbu Karang (KILAU SAMUDERA), sebuah inisiatif konservasi laut yang dimulai sejak 2009 di kawasan perairan Bontang.

Melalui program ini, Pupuk Kaltim mengedukasi nelayan tentang pentingnya menjaga ekosistem laut, khususnya terumbu karang, serta memberikan pelatihan langsung memproduksi dan memelihara media terumbu. Bahkan, untuk bahan baku media terumbu karang, Pupuk Kaltim memanfaatkan limbah Fly Ash Bottom Ash (FABA) yang dihasilkan dari proses produksi perusahaan.

Inovasi ini telah memperoleh Sertifikat Paten dari Kementerian Hukum dan HAM, serta izin penggunaan dari Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Provinsi Kalimantan Timur. Praktik ini dinilai sebagai wujud nyata pendekatan manajemen risiko lingkungan yang bertanggung jawab, sekaligus bentuk efisiensi dan optimalisasi sumber daya perusahaan.

Pupuk Kaltim menyambut nominasi ASEAN GRC Award dan Public Initiatives Award 2025 dengan optimisme, sebagai motivasi untuk terus memperkuat peran strategis GRC dan kontribusi publik dalam mencapai masa depan yang berkelanjutan.

“Kami akan terus meningkatkan upaya menjadikan GRC sebagai kekuatan penggerak perusahaan menuju masa depan yang lebih berintegritas, kompetitif dan berkelanjutan,” pungkas Soesilo.