Proses Terbentuknya Gunung Api

keepgray.com – Gunung api dapat tumbuh, salah satu contohnya adalah Gunung Anak Krakatau yang muncul setelah letusan dahsyat Gunung Krakatau pada 1883 dan terus bertumbuh hingga kini.

Menurut Wohletz dan Heiken (1972), Gunung Anak Krakatau memiliki daya tumbuh intrusif sebesar 93% dan ekstrusif sebesar 7%, dengan pertumbuhan mencapai sekitar 4 meter per tahun.

Gunung api dapat tumbuh melalui dua cara, yaitu secara intrusif dan ekstrusif, seperti yang dijelaskan di situs resmi Indonesia Baik yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Digital (Kominfo).

Pertumbuhan intrusif terjadi ketika magma dari dalam bumi tidak mencapai permukaan, melainkan menumpuk di bawah gunung. Magma ini kemudian membeku dan membentuk batuan beku yang mendorong tubuh gunung dari dalam, sehingga gunung bertambah besar tanpa erupsi. Pertumbuhan ini mencerminkan volume magma yang mampu menembus lapisan dalam kerak bumi dan terperangkap di bawah permukaan.

Pertumbuhan ekstrusif terjadi ketika magma berhasil keluar ke permukaan bumi melalui letusan atau erupsi. Material yang keluar berupa lava, abu vulkanik, dan piroklastika, yang kemudian menumpuk dan membentuk tubuh kerucut gunung. Aktivitas ini menjadi penyebab utama pertambahan tinggi gunung secara kasat mata.

Gunung api seperti Anak Krakatau terus tumbuh karena aktivitas vulkanik yang berlangsung dari waktu ke waktu. Lava yang keluar dari kantong magma akan membeku di permukaan, lalu tertimbun oleh letusan berikutnya. Penumpukan material ini menyebabkan gunung semakin tinggi dan besar. Inilah yang disebut pertumbuhan ekstrusif, karena terjadi di bagian luar gunung sebagai hasil langsung dari letusan.

Selain itu, ada pula pertumbuhan intrusif yang terjadi saat magma hanya naik hingga ke bagian dalam gunung tanpa keluar ke permukaan. Magma tersebut kemudian mengkristal dan membentuk batuan beku di bawah tanah. Proses ini menyebabkan bagian dalam gunung terdorong naik dan melebar secara perlahan, tanpa memunculkan letusan di permukaan.

Kedua proses ini, baik intrusi maupun ekstrusi, sama-sama berperan dalam membentuk dan membesarkan tubuh gunung api. Pada kasus Anak Krakatau, sekitar 93% pertumbuhannya berasal dari aktivitas intrusif, sedangkan sisanya sebesar 7% berasal dari proses ekstrusif.