keepgray.com – Semarak alunan nada dan budaya kembali memenuhi kompleks Candi Prambanan dalam perhelatan Prambanan Jazz Festival. Tahun 2025 menandai perayaan ke-11 festival ini, dengan mengusung tema “Sebelas Selaras” sebagai penegasan posisinya sebagai konser musik dengan latar belakang terindah di dunia, serta memberikan dampak signifikan bagi seni budaya dan perekonomian lokal.
Direktur Utama InJourney, Maya Watono, menyatakan bahwa Prambanan Jazz merupakan festival musik internasional yang berperan strategis sebagai katalisator pengembangan pariwisata, khususnya di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Event ini tidak hanya menarik wisatawan domestik dan mancanegara, tetapi juga mendukung peningkatan kunjungan ke wilayah tersebut.
“Dampaknya sangat besar terhadap perputaran ekonomi lokal, menciptakan multiplier effect signifikan bagi UMKM dan bisnis di ekosistem pariwisata lokal. Hal ini mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkap Maya.
Direktur Utama InJourney Destination Management, Febrina Intan, menambahkan bahwa Prambanan Jazz Festival bukan hanya menampilkan musisi kelas dunia, tetapi juga mempertegas peran strategis seni budaya lokal yang didukung oleh keindahan warisan cagar budaya Indonesia.
“Prambanan Jazz Festival bukan hanya menampilkan pertunjukan musik dari musisi kelas dunia, melainkan juga menegaskan peran strategis seni budaya lokal serta ditunjang oleh keindahan warisan cagar budaya Indonesia sebagai arena diplomasi budaya yang inklusif dan berdampak nyata bagi masyarakat,” jelas Febriana.
InJourney Destination Management mencatat jumlah penonton PJF 2025 mencapai 76 ribu, meningkat 55% dari tahun sebelumnya yang sebanyak 49 ribu pengunjung. Sekitar 70% pengunjung berasal dari luar Yogyakarta. Peningkatan okupansi hotel, pembelian tiket transportasi ke Yogyakarta, kepadatan lalu lintas di sekitar Prambanan, ramainya transaksi transportasi daring, dan melonjaknya penjualan kuliner lokal menjadi bukti pengaruh signifikan PJF 2025.
Febriana menambahkan bahwa Prambanan Jazz Festival tahun ini memberikan dampak luar biasa. “Banyak pelaku UMKM yang tersenyum karena penjualan mereka naik, banyak pengemudi lokal yang mengantar penonton kembali ke hotel dengan bahagia. Gelombang penonton ini menghadirkan efek domino yang terasa nyata pada denyut ekonomi lokal,” tambahnya.
Febrina juga menuturkan bahwa keberlangsungan festival ini bukan hanya sebuah capaian, tetapi juga refleksi komitmen bersama dalam menghadirkan creative experience yang bermakna. Hal ini menjadikan Prambanan dikenal tidak hanya sebagai monumen sejarah, tetapi juga ruang pertemuan budaya lintas bangsa.
Musisi jazz internasional, Kenny G, menyampaikan kekagumannya terhadap penyelenggaraan Prambanan Jazz Festival 2025. Menurutnya, event ini sangat berkesan, terutama dengan latar belakang Candi Prambanan yang megah.
“Banyak kenangan indah saat melakukan tur, dan di sini salah satu yang terbaik. Kita tidak akan lupa dengan Candi Prambanan. Ini salah satu pengalaman yang tidak terlupakan. Latar belakang candi yang menakjubkan, menjadi salah satu pertunjukan yang sangat unik. Kita tidak bisa mendapat pemandangan seperti ini di tempat lain,” ujar Kenny G.
Holding BUMN sektor aviasi dan pariwisata PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, melalui InJourney Destination Management, memastikan seluruh rangkaian acara berlangsung dengan memperhatikan prinsip pelestarian. Zona utama cagar budaya tetap dijaga, pengelolaan manajemen keramaian diterapkan, dan pengalaman wisata bagi wisatawan reguler tetap berjalan berdampingan tanpa terkendala.
Prambanan Jazz Festival 2025 tidak hanya merayakan musik, tetapi juga memperkuat posisi Candi Prambanan sebagai ruang dialog budaya dunia. Di tengah modernitas, festival ini membuktikan bahwa warisan budaya dapat tetap relevan, hidup, dan menjadi fondasi peradaban bangsa.
Sebagai informasi, Prambanan Jazz Festival 2025 yang berlangsung dari 4-6 Juli 2025 dihadiri oleh sekitar 65 ribu penonton, baik domestik maupun mancanegara. Kehadiran musisi internasional seperti EAJ, selama dua hari berturut-turut banyak ditunggu oleh penonton generasi muda penggemar K-Pop. Sementara penampilan ikon jazz dunia Kenny G di hari terakhir, ditunggu oleh kalangan senior serta penggemar jazz kawakan lagu-lagunya yang melegenda.
Musisi papan atas dalam negeri seperti Dewa 19, Ari Lasso, Gigi, Raisa, Kahitna, Bernadya, Nadin Amizah, Kunto Aji, Gigi, Panbers, Tulus, JKT 48, Maliq & D’Essentials, Ardhito Pramono, Yura Yunita, Pamungkas, Dere, Karimata, Ebiet G. Ade dan lainnya menjadi tuan rumah yang merayakan gemuruh musik pertiwi.
Selain itu, program seni instalasi yang berkolaborasi dengan duo seniman Yogyakarta, Indieguerillas, menampilkan instalasi seni yang terinspirasi dari relief Pohon Hayat (kalpataru) di Candi Prambanan. Program inisiatif kreatif seperti #BerkainKePJF serta keterlibatan puluhan pelaku UMKM di Pasaraya UMKM, membuktikan pelestarian cagar budaya bisa berjalan beriringan dengan geliat industri kreatif yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.