keepgray.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, telah menyetujui rencana pemisahan (spin-off) unit usaha syariah (UUS) BTN Syariah dari PT Bank Tabungan Negara Tbk (Bank BTN). Langkah ini akan diikuti dengan akuisisi salah satu bank umum syariah oleh BTN Syariah.
Persetujuan tersebut membuka jalan bagi BTN Syariah untuk beroperasi sebagai bank umum syariah (BUS) yang independen. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyampaikan bahwa persetujuan ini diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto setelah menghadiri Indonesia Sharia Forum di Jakarta, Selasa (27/5).
Akuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) disebut-sebut menjadi bagian dari proses spin-off BTN Syariah ini. Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI), Reza Priyambada, menyatakan bahwa pemisahan ini akan memberikan keleluasaan bagi BTN Syariah dalam menjalankan strategi bisnisnya secara independen.
Reza menambahkan, dengan status sebagai bank yang berdiri sendiri, BTN Syariah akan memiliki kebijakan sendiri untuk menentukan strategi ke depan, sehingga lebih mandiri dalam menjangkau pasar, pendanaan, dan pengembangan jaringan. Langkah ini juga dinilai dapat memperluas ruang gerak BTN Syariah dalam penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) berbasis syariah, serta membuka peluang kerja sama dengan pihak ketiga.
Dari sisi induk usaha, pemisahan ini tetap memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan BTN karena perusahaan masih bertindak sebagai pemegang saham pengendali.
Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sutan Emir Hidayat, menilai kehadiran BUS baru dari BTN Syariah akan menjadi tambahan yang positif bagi sektor perbankan syariah nasional. Ia berharap BTN Syariah dapat menjadi warna baru yang bisa membuat industri perbankan syariah nasional bertumbuh, apalagi BTN Syariah telah berhasil menunjukkan kinerja positif saat ini.
Sutan Emir Hidayat menambahkan bahwa BTN Syariah memiliki potensi untuk fokus pada sektor tertentu, termasuk pembiayaan perumahan, dan memanfaatkan infrastruktur yang telah dimiliki. Dengan basis pembiayaan perumahan yang kuat, didukung infrastruktur dan tim yang siap, serta potensi pasar halal yang besar, BTN Syariah dinilai siap mengambil peran sentral dalam industri BUS di Indonesia.
BTN Syariah juga tengah mengembangkan layanan digital untuk mendukung program pemerintah, seperti digitalisasi sekolah, serta dapat mengambil bagian dalam pengembangan koperasi syariah di daerah melalui digitalisasi Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Potensi penetrasi pasar di wilayah dengan permintaan pembiayaan syariah dinilai masih terbuka.
Berdasarkan laporan keuangan hingga kuartal I-2025, BTN Syariah mencatat pembiayaan sebesar Rp46,3 triliun, naik dari Rp39,1 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Total aset tercatat sebesar Rp61,2 triliun, sementara laba bersih meningkat dari Rp164 miliar menjadi Rp199 miliar.