keepgray.com – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 286 juta jiwa pada semester I tahun 2025.
Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri, Teguh Setyabudi, menyampaikan bahwa jumlah penduduk Indonesia per akhir Juni 2025 adalah 286.693.693 jiwa. Angka ini meningkat sekitar 1,7 juta jiwa dibandingkan data pada akhir Desember 2024. Teguh mengungkapkan hal ini dalam acara Peluncuran Desain Besar Pembangunan Kependudukan 2025-2045 di Kantor Bappenas, Jakarta Pusat.
Salah satu data menarik yang disoroti adalah jumlah penduduk laki-laki yang lebih banyak sekitar 2,6 juta jiwa dibandingkan perempuan. Teguh menekankan pentingnya digitalisasi data kependudukan sebagai upaya modernisasi yang berguna untuk pembangunan di tingkat nasional dan daerah. Saat ini, data penduduk Indonesia telah dimanfaatkan oleh 7.094 lembaga sebagai dasar perencanaan program.
Kemendagri berencana untuk berkontribusi dalam program *digital public infrastructure* untuk mendukung Perlindungan Sosial (Perlinsos) dan Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM-PKH), yang akan diluncurkan pada Agustus 2025.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno, menekankan pentingnya mengubah bonus demografi menjadi dividen pembangunan dengan memperhatikan tiga aspek utama. Pertama, kesejahteraan ekonomi yang memerlukan angkatan kerja terampil dan produktif serta pertumbuhan ekonomi yang terjaga. Kedua, kesejahteraan sosial yang mencakup kualitas kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan keluarga. Ketiga, keberlanjutan lingkungan, termasuk persebaran penduduk serta masalah lingkungan hidup dan ekosistem alam.
Pratikno menyoroti tantangan urbanisasi yang dapat mencapai 70 persen pada tahun 2050, membawa masalah seperti perumahan, akses air bersih, layanan kesehatan, keamanan, kriminalitas, serta polusi air, udara, dan tanah. Oleh karena itu, perlu dipikirkan bagaimana sebaran penduduk dapat dijaga agar struktur demografi tetap seimbang, termasuk menghadapi tantangan aging society.
Selain itu, Pratikno juga menyinggung tentang pengentasan stunting yang diklaim sudah turun di bawah 20 persen, namun Presiden Prabowo Subianto menargetkan prevalensi stunting di Indonesia dapat ditekan menjadi 14 persen pada tahun 2029.