keepgray.com – Polisi sedang menyelidiki kasus viral terkait cekcok antara warga dan penagih utang (debt collector) yang melakukan perampasan mobil di area Stasiun Whoosh Halim, Makasar, Jakarta Timur. Beberapa saksi telah diperiksa untuk mendalami kejadian tersebut.
Kapolsek Makasar, Kompol Sumardi, seperti dikutip Antara pada Senin (16/6/2025), menyatakan bahwa pihaknya telah memeriksa dan meminta keterangan dari tiga saksi yang berada di lokasi saat peristiwa terjadi.
Ketiga saksi tersebut adalah warga sekitar yang menyaksikan langsung aksi dugaan perampasan mobil yang dilakukan oleh debt collector pada Kamis (12/6). Polsek Makasar melakukan pengecekan tempat kejadian perkara (TKP) pada Minggu (15/6) setelah video perselisihan di Stasiun Whoosh Halim menjadi viral di media sosial.
“Kemarin setelah dapat informasi adanya kejadian di area Stasiun Whoosh Halim, tindak lanjutnya kami cek ke lokasi mencari keterangan dari saksi yang melihat,” kata Sumardi.
Menurutnya, pihak Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) juga telah melakukan pengecekan ke lokasi dan memeriksa beberapa saksi terkait cekcok tersebut.
“Sudah dilakukan pengecekan oleh personel KCIC. Tidak tahu lagi karena tidak ada laporan ke polsek, menurut keterangan saksi disarankan untuk diselesaikan di luar stasiun KCIC untuk menghindari keributan dan dilihat oleh banyak orang,” jelas Sumardi.
Namun, saksi yang berada di TKP tidak mengetahui identitas korban. “Karena dari keterangan saksi tidak tahu identitas korban. Dan sampai saat ini yang merasa dirugikan tidak ada laporan ke pihak kepolisian,” ucap Sumardi.
Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan sejumlah orang yang diduga sebagai debt collector terlibat cekcok dengan pemilik kendaraan menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat debt collector mengambil kendaraan secara paksa dan diduga memeras korban hingga puluhan juta rupiah.
Berdasarkan informasi yang beredar, setelah menarik paksa kendaraan, para pelaku diduga memeras korban dengan meminta uang senilai Rp 25 juta, yang terdiri dari Rp 10 juta tunai dan Rp 15 juta transfer.
Keributan tersebut berhasil dihentikan setelah petugas keamanan Stasiun Whoosh Halim Perdanakusuma dan seorang anggota TNI yang berada di lokasi kejadian melerai perselisihan tersebut.