keepgray.com – Aldrich Ames, seorang veteran Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat, telah mengukir namanya dalam sejarah sebagai salah satu mata-mata paling merusak bagi kepentingan AS. Selama hampir satu dekade, pengkhianatan Ames, yang termotivasi oleh uang dan bukan ideologi, menyebabkan runtuhnya jaringan intelijen AS di Uni Soviet, menewaskan sejumlah agen dan menimbulkan kerugian intelijen yang parah.
Bencana intelijen ini dimulai dengan serangkaian kejadian misterius di Uni Soviet, di mana satu per satu aset CIA menghilang tanpa jejak atau ditemukan tewas. Di Washington, kepanikan melanda selama bertahun-tahun, dengan pihak berwenang yang gagal memahami mengapa rahasia-rahasia terdekat Amerika terbongkar secara sistematis. Oleg Gordievsky, seorang kolonel Rusia yang diam-diam bekerja untuk intelijen Inggris MI6, turut merasakan dampak kejahatan ini dan bertanya-tanya siapa pengkhianat di baliknya.
Jawaban atas teka-teki itu terkuak pada tanggal 28 April 1994, ketika Aldrich Ames berdiri di ruang sidang AS dan mengakui perannya sebagai mata-mata. Selama sembilan tahun, ia menjual rahasia kepada Soviet, bukan karena kesamaan ideologi, melainkan demi keuntungan finansial. Kejatuhan Ames tidak dimulai dengan ketidakpuasan ideologis terhadap AS, melainkan dengan tanda kapur di kotak suratnya, sebuah sinyal “dead drop” untuk serah terima intelijen rahasia tingkat tinggi kepada KGB.
Melansir NDTV, selama bertahun-tahun, Ames secara teratur menyerahkan dokumen-dokumen CIA yang dibungkus plastik. Dokumen-dokumen ini merinci segala hal mulai dari teknologi pengawasan hingga nama-nama aset Amerika di Uni Soviet. Tindakan pengkhianatan ini secara sistematis membongkar hampir setiap jaringan mata-mata AS yang beroperasi di Uni Soviet. “Saya merasakan tekanan finansial yang besar,” Ames kemudian mengakui. “Kalau dipikir-pikir, saya jelas bereaksi berlebihan.”
Ames sendiri bukanlah seorang bintang yang sedang naik daun di CIA. Ia dikenal memiliki kebiasaan kerja yang buruk, bahkan pernah meninggalkan tas kerja penuh dokumen rahasia di kereta bawah tanah, dan berjuang melawan masalah alkoholisme, seperti yang dialami ayahnya yang juga seorang agen CIA. Meskipun demikian, ia entah bagaimana terus naik pangkat dalam organisasi tersebut, memungkinkan pengkhianatannya berlanjut tanpa terdeteksi untuk waktu yang lama.