keepgray.com – Dinas Rahasia Amerika Serikat meningkatkan kemampuan pengintaian udaranya dengan armada drone kelas militer setelah insiden percobaan pembunuhan terhadap Presiden Trump di Butler, Pennsylvania, pada 13 Juli 2024. Dalam insiden tersebut, seorang pria bernama Thomas Crooks menerbangkan drone komersial di atas lokasi rapat umum kampanye selama 11 menit sebelum penembakan, namun gagal terdeteksi oleh Dinas Rahasia.
CBS News baru-baru ini mengunjungi Pusat Pelatihan James J. Rowley milik Dinas Rahasia di Laurel, Maryland, untuk melihat teknologi terbaru badan tersebut. Matt Quinn, wakil direktur Dinas Rahasia, menyatakan keyakinannya terhadap kemampuan baru ini. Ia menegaskan bahwa mereka sekarang berada dalam posisi yang lebih baik untuk mendeteksi dan menanggulangi sistem pesawat tak berawak (UAS) yang tidak berizin.