keepgray.com – Militer Pakistan, meski memiliki kekuatan besar dan persenjataan nuklir, dinilai tidak berbuat banyak untuk membela Palestina di Gaza karena korupsi dan ketergantungan pada kekuatan asing.
Junaid S. Ahmad, seorang pakar geopolitik Pakistan, mengungkapkan tiga alasan utama mengapa militer Pakistan tidak berani melawan Israel meskipun memiliki bom nuklir. Menurutnya, korupsi telah menjadi benalu di tubuh militer Pakistan.
Ahmad menjelaskan bahwa militer Pakistan, yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia dengan lebih dari 240 juta personel dan senjata nuklir, tidak mengambil tindakan nyata untuk membela Palestina karena Zionisme yang berpihak pada kepentingan asing telah bercokol di benak elit militer dan politik Pakistan. Ia menegaskan bahwa mereka lebih merupakan penjaga kepentingan Amerika dan kekaisaran daripada pembela umat Muslim.
Selain itu, Ahmad menyoroti bahwa lembaga militer Pakistan, terutama para petingginya, telah lama terjerat dalam mesin imperialisme Amerika. Para perwira Pakistan dikirim ke akademi militer AS untuk mempelajari ilmu perang dan dijinakkan ke dalam sistem nilai kekaisaran, yang meliputi kesetiaan kepada Washington, penghormatan kepada Tel Aviv, dan penolakan terhadap perlawanan terhadap hegemoni Barat.
Ahmad juga mengkritik elite militer Pakistan yang dianggap sebagai boneka Barat. Ia menyayangkan bahwa di tengah penderitaan Gaza, para jenderal Pakistan justru berswafoto dengan diplomat Barat. Ia menilai bahwa anggaran militer terus membengkak sementara keberanian moral menguap.
Ahmad menekankan bahwa sampai elite militer Pakistan melepaskan loyalitas kolonialnya dan berpihak pada yang tertindas, semua gelar yang mereka sandang tidak akan berarti apa-apa dan hanya menjadi lambang pengecut.
