keepgray.com – Lonjakan utang pemerintah di negara-negara maju anggota G7 telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor pasar keuangan. Krisis utang belum menjadi skenario utama, tetapi tanda-tanda peringatan mulai bermunculan, membuat pasar waspada terhadap potensi risiko jika tren ini berlanjut.
Jepang memiliki utang pemerintah tertinggi di antara negara-negara G7, mencapai 236 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Jumlah ini setara dengan 1,32 kuadriliun yen Jepang atau US$8,67 triliun. Peningkatan utang ini disebabkan oleh kebutuhan pemerintah Jepang untuk mendanai paket kebijakan ekonominya pada akhir tahun lalu, yang sebagian besar dananya diperoleh melalui penerbitan obligasi baru.
Di Italia, utang pemerintah mencapai 135 persen terhadap PDB pada tahun 2024, setara dengan 2,97 triliun euro. Rata-rata utang pemerintah Italia adalah 879,985 miliar euro sejak tahun 1950 hingga 2025. Keberlanjutan utang Italia yang sangat besar dianggap krusial bagi kelangsungan zona euro, mengingat pertumbuhan ekonomi Italia yang paling lambat di antara negara-negara anggota zona euro sejak peluncuran mata uang euro.
Amerika Serikat (AS) mencatat utang pemerintah sebesar US$36,21 triliun pada tahun 2024, setara dengan 124 persen terhadap PDB. Ketika pemerintah membelanjakan lebih banyak uang daripada yang dikumpulkan, defisit terjadi, dan pemerintah meminjam lebih banyak uang untuk menutupi defisit ini. Kongres AS menetapkan batas pinjaman yang disebut debt ceiling atau plafon utang. Sejak 1960, Kongres telah menaikkan, menangguhkan, atau mengubah ketentuan plafon utang sebanyak 78 kali. Per 2 Januari 2025, debt ceiling AS ditetapkan sebesar US$36,1 triliun.
Utang pemerintah Prancis mencapai 113 persen dari PDB pada tahun 2024, setara dengan 3.305,30 miliar euro. Perdana Menteri Francois Bayrou berjanji untuk menurunkan defisit anggarannya menjadi 5,4 persen dari PDB pada tahun ini, dan menargetkan defisit anggaran di bawah tiga persen dari PDB pada 2029. Lembaga pemeringkat Moody’s memberikan peringkat utang Prancis pada level Aa3 dengan prospek stabil, sementara S&P dan Fitch menempatkannya pada AA- dengan prospek negatif.
Kanada mencatat utang pemerintah sebesar 111 persen dari PDB pada tahun 2024, setara dengan 886,505 miliar dolar Kanada. Pemerintah Kanada diperkirakan akan menerbitkan utang dalam jumlah yang lebih besar pada tahun fiskal ini daripada rekor tertinggi saat pandemi, memicu kekhawatiran soal transparansi anggaran. Perdana Menteri Mark Carney menyatakan bahwa pemerintahannya akan mengajukan anggaran pada musim gugur (sekitar September-November), padahal biasanya anggaran disampaikan pada bulan April, yang merupakan awal tahun fiskal.