Muharram: Kapan Berakhir? Kalender & Keutamaan

keepgray.com – Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang dimuliakan dalam kalender Hijriah, termasuk dalam empat bulan haram yang diagungkan Allah SWT. Lantas, sampai kapan Muharram 2025?

Muharram sendiri berarti “yang diharamkan” atau “yang disucikan”, yang menandakan nilai istimewa di sisi Allah SWT. Bulan ini bukan hanya penanda tahun baru Islam, tetapi juga momentum untuk refleksi spiritual dan penguatan iman.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat At Taubah ayat 36, yang artinya, “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

Dikutip dari buku Dakwah Kreatif: Muharram, Maulid Nabi, Rajab dan Sya’ban karya Dra. Udji Asiyah, empat bulan haram tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Pada bulan ini, umat Islam dilarang melakukan peperangan dan perbuatan zalim.

Menurut kalender Hijriah, 1 Muharram 1447 H bertepatan dengan 27 Juni 2025. Dengan demikian, bulan Muharram 1447 H akan berlangsung mulai 27 Juni 2025 hingga 25 Juli 2025.

Salah satu amalan yang dianjurkan di bulan Muharram adalah puasa sunnah Asyura. Merujuk kalender tersebut, puasa Asyura 10 Muharram 1447 H jatuh pada Minggu, 6 Juli 2025.

Dalam kalender Hijriah, 10 Muharram dikenal sebagai hari Asyura. Hari ini istimewa karena banyak peristiwa penting terjadi, termasuk diselamatkannya Nabi Musa AS dan bani Israil dari kejaran Firaun.

Rasulullah SAW sangat menganjurkan puasa pada 10 Muharram sebagai syukur atas pertolongan Allah SWT. Asyura berasal dari bahasa Arab ‘asyarah yang berarti “sepuluh”.

Dalam hadits dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda, “Ketika Nabi Muhammad SAW datang ke Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya, ‘Hari apa ini?’ Mereka menjawab, ‘Ini adalah hari yang baik, hari ketika Allah menyelamatkan bani Israil dari musuh mereka, maka Musa berpuasa pada hari ini.’ Rasulullah SAW pun bersabda, ‘Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.’ Maka beliau pun berpuasa dan memerintahkan kaum Muslimin untuk berpuasa.” (HR Bukhari dan Muslim).