Bagi banyak orang, terutama generasi muda yang baru memulai karier dan membangun kehidupan finansial, dilema antara membeli rumah atau berinvestasi seringkali muncul. Perencana keuangan Andi Nugroho dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) menjelaskan bahwa membandingkan langsung kedua pilihan ini kurang tepat, terutama jika seseorang tidak memiliki dukungan finansial. Membeli rumah memerlukan uang muka (DP) sekitar 20% dari harga, ditambah pembayaran awal, sebelum cicilan bulanan.
Andi menyarankan agar menabung untuk DP rumah dan berinvestasi dapat dilakukan secara bersamaan. Hasil investasi bisa dialokasikan untuk DP rumah, atau tabungan DP diinvestasikan agar terkumpul lebih cepat. Jika dana sudah tersedia, pilihan antara membeli rumah untuk stabilitas atau berinvestasi untuk potensi keuntungan lebih besar akan sangat bergantung pada preferensi pribadi.
Perencana keuangan OneShildt Budi Rahardjo menambahkan bahwa keputusan keuangan harus disesuaikan dengan kondisi kehidupan. Contohnya, keluarga dengan anak mungkin memprioritaskan pendidikan, sementara keluarga tanpa anak bisa fokus pada pembelian rumah.
Mengenai cicilan rumah, Andi dan Budi sepakat bahwa idealnya tidak melebihi 30-35% dari total penghasilan bulanan untuk menjaga stabilitas keuangan dan memastikan kemampuan menabung/investasi tetap terpenuhi. Tenor pinjaman sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan keuangan; tenor pendek mengurangi total bunga, sedangkan tenor panjang membantu menjaga arus kas. Lokasi juga menjadi faktor krusial: dekat tempat kerja jika akan ditempati, atau strategis di area perkantoran/kampus dengan akses fasilitas umum yang baik jika tujuannya untuk disewakan.
Jika prioritas jatuh pada investasi, baik Andi maupun Budi merekomendasikan instrumen jangka panjang seperti reksadana saham, saham langsung, obligasi, atau emas, dengan pemahaman yang baik tentang risiko dan volatilitasnya. Tujuannya adalah agar hasil investasi dapat melampaui kenaikan harga properti setiap tahun. Namun, investasi juga memiliki risiko fluktuasi pasar dan potensi kerugian. Budi menekankan pentingnya memahami setiap instrumen untuk mengelola risiko dengan baik.
Membeli rumah secara mencicil memberikan keuntungan langsung karena properti bisa segera digunakan tanpa perlu menyewa. Budi menyebutkan bahwa biaya total menyewa ditambah investasi bisa jadi lebih tinggi daripada langsung mencicil rumah. Namun, jika seseorang bisa tinggal bersama orang tua selama masa menabung atau investasi, biaya sewa dapat dihemat.