keepgray.com – Badan mata-mata Israel, Mossad, dilaporkan telah menyusupkan senjata ke Iran sebelum gelombang serangan yang dilancarkan Israel pada Jumat lalu. Senjata-senjata tersebut, menurut pejabat keamanan Israel, digunakan untuk menargetkan pertahanan Iran dari dalam.
Para pejabat Zionis mengklaim Mossad telah mendirikan pangkalan bawah tanah di Iran untuk meluncurkan pesawat nirawak (drone) peledak. Drone-drone ini kemudian digunakan untuk menyerang peluncur rudal di dekat Teheran. Selain itu, senjata presisi juga diselundupkan untuk menargetkan sistem rudal permukaan-ke-udara, yang disebut-sebut membuka jalan bagi Angkatan Udara Israel untuk melancarkan lebih dari 100 serangan dengan lebih dari 200 pesawat.
Israel mengklaim bahwa semua pesawatnya kembali dengan selamat dari gelombang serangan pertama, yang menurut mereka menunjukkan keunggulan udara Israel atas sebagian wilayah Iran. Namun, militer Iran mengklaim telah menembak jatuh tiga jet tempur siluman F-35 Israel dan menangkap dua pilot Zionis, klaim yang belum dapat diverifikasi secara independen dan telah dibantah oleh rezim Zionis.
Data intelijen yang dikumpulkan oleh Mossad di Iran juga diklaim memberikan Angkatan Udara Israel kemampuan untuk menargetkan komandan dan ilmuwan nuklir senior Iran. Mossad bahkan merilis video dari beberapa operasinya, yang memperlihatkan pesawat nirawak menyerang target yang tampak seperti peluncur rudal.
Operasi-operasi ini semakin memperlihatkan seberapa dalam Mossad telah membobol rahasia Iran yang paling dijaga ketat, menjadikan badan mata-mata Israel itu tampak seperti kekuatan yang hampir tak terhentikan di Iran.
Holly Dagres, seorang peneliti senior di Washington Institute dan kurator buletin Iranist, mengatakan bahwa Mossad telah memperlakukan Iran seperti taman bermainnya selama bertahun-tahun. Ia menambahkan bahwa Israel telah membuktikan berkali-kali bahwa mereka selalu unggul dalam perang bayangan ini, yang kini telah berlangsung secara terbuka sejak serangan balasan pertama pada April 2024, mulai dari membunuh ilmuwan nuklir terkemuka hingga menyabotase fasilitas nuklir Iran.