keepgray.com – Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan tipis pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (5/6), dipicu oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi.
Menurut laporan Reuters, salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan harga minyak adalah peningkatan cadangan bensin dan diesel di Amerika Serikat. Selain itu, kebijakan Arab Saudi untuk memangkas harga minyak bagi para pembeli di Asia juga turut memengaruhi tren penurunan ini.
Harga minyak mentah Brent tercatat turun 21 sen atau 0,3 persen menjadi US$64,65 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS juga mengalami penurunan sebesar 29 sen atau 0,5 persen, sehingga mencapai US$62,58 per barel.
Pada penutupan perdagangan sebelumnya, harga minyak dunia telah mengalami penurunan sekitar 1 persen. Penurunan tersebut dipicu oleh data yang menunjukkan pertumbuhan minyak sulingan AS melebihi perkiraan, yang mengindikasikan adanya pelemahan daya beli internasional.
Situasi ini diperburuk oleh langkah Arab Saudi, sebagai pengekspor minyak terbesar di dunia, yang memangkas harga minyak hingga mencapai level terendah dalam empat tahun terakhir.
Langkah pemangkasan harga ini diambil setelah beberapa negara anggota OPEC+, yang merupakan negara-negara penghasil minyak, meningkatkan produksi hingga 411 ribu barel per hari. Reuters melaporkan bahwa diskon harga minyak ini merupakan bentuk “hukuman” dari Arab Saudi kepada negara-negara yang melakukan produksi berlebihan.
Penurunan harga minyak juga diyakini sebagai dampak dari kebijakan tarif dagang yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump. Selain itu, Kanada juga dikabarkan tengah bersiap untuk membalas tindakan AS tersebut. Perkembangan negosiasi antara AS dan Uni Eropa juga turut memengaruhi pergerakan harga minyak.
Ole Hanson, seorang analis dari Saxo Bank, menyatakan bahwa ketidakpastian yang dipicu oleh perubahan sikap Presiden Trump terkait tarif telah menambah kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global.