Menlu: Negara Bersatu Bangun Infrastruktur Berkelanjutan

keepgray.com – Menteri Luar Negeri Sugiono mengapresiasi peran Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan dalam penyelenggaraan International Conference on Infrastructure (ICI) 2025. Menurutnya, forum ini berhasil menarik perhatian dan minat global terhadap potensi investasi infrastruktur Indonesia.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan atas penyelenggaraan konferensi bergengsi ini, serta atas undangan kepada saya untuk menyampaikan pidato dalam konferensi ini,” ujar Sugiono dalam keterangan tertulis, Minggu (15/6/2025). Hal itu dia ungkapkan dalam pidatonya pada hari kedua konferensi, Kamis (12/6). Sugiono menegaskan bahwa sinyal kuat minat internasional terhadap forum ini patut diapresiasi.

Sugiono menekankan bahwa kerja sama antarnegara penting untuk menghadapi tantangan global, termasuk pembangunan infrastruktur yang inklusif dan berkelanjutan. Pesan ini sejalan dengan arah kebijakan luar negeri Indonesia yang berfokus pada pencarian titik temu dan kerja sama erat dengan negara sahabat di semua tingkatan. Ia juga menyampaikan fokus utama Presiden Prabowo, yakni penghapusan kemiskinan, pengentasan kelaparan, dan penguatan sumber daya manusia melalui program strategis seperti makanan bergizi gratis, pembangunan tiga juta rumah per tahun untuk masyarakat berpenghasilan rendah, dan perluasan akses pendidikan berkualitas untuk anak-anak berbakat.

Sugiono melanjutkan bahwa pembangunan infrastruktur juga harus mempertimbangkan pelestarian lingkungan serta menjawab tantangan lingkungan itu sendiri. Dua program penting yang diluncurkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo adalah pembangunan tanggul laut raksasa di pesisir utara Pulau Jawa, yang menjadi jawaban terhadap permasalahan abrasi dan banjir rob, serta program pengelolaan sampah sebagai solusi untuk lingkungan yang lebih bersih.

Sugiono menjelaskan bahwa infrastruktur yang dibangun tidak hanya harus kokoh secara fisik, tetapi juga menjawab kebutuhan sosial. Ia menilai akses terhadap rumah layak dan kesejahteraan harus menjadi hak semua warga negara. Dalam menghadapi tantangan global, kolaborasi lintas sektor dan batas negara menjadi sangat penting. Sugiono mengapresiasi dukungan dari mitra dan investor internasional yang telah memperkuat kemajuan infrastruktur nasional selama satu dekade terakhir.

Selain itu, Sugiono mengungkapkan terima kasih kepada pemerintahan Presiden Prabowo atas langkah nyata dalam memasukkan aspek keberlanjutan ke dalam agenda pembangunan infrastruktur nasional. Ia menjelaskan proyek pembangunan tanggul laut raksasa di pesisir utara Pulau Jawa sebagai solusi abrasi dan banjir rob, serta inisiatif pengelolaan sampah demi menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bersih. Ia menekankan bahwa pembangunan juga menyeimbangkan antara hak membangun dan kewajiban menjaga lingkungan. Infrastruktur berkelanjutan, menurutnya, menjadi landasan utama bagi ketahanan kolektif sekaligus bentuk tanggung jawab bersama antarnegara.

Sugiono menambahkan bahwa Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah konkret untuk meningkatkan daya tarik investasi, seperti pembentukan Danantara sebagai sovereign wealth fund dan reformasi regulasi, untuk menciptakan kepastian hukum dan kemudahan berusaha di Indonesia.

Sementara itu, Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan bahwa pihaknya telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Giant Sea Wall Pantura Jawa. “Sesuai arahan Bapak Presiden, pada akhir Februari lalu, kami membentuk semacam Satuan Tugas Giant Sea Wall Pantura Jawa untuk mengkonsolidasikan perencanaan dan mengawal pelaksanaan pelindungan pesisir,” ujar AHY.

Menurutnya, pembangunan Giant Sea Wall merupakan sistem adaptif yang bukan hanya merespons krisis iklim dan banjir rob, tapi juga melindungi ekosistem dan masyarakat pesisir. “Arahan Bapak Presiden tersebut bukan hanya merupakan respons teknis, tapi sebuah keputusan yang berani untuk menyelamatkan masa depan jutaan rakyat di pesisir utara Jawa,” lanjutnya. Ia menegaskan bahwa pembangunan Giant Sea Wall merupakan wujud nyata komitmen bangsa kepulauan dalam menjaga garis pantai dan melindungi masyarakat yang bermukim di kawasan pesisir.

“Karena bagi kita, membangun peradaban manusia, saya ulangi, peradaban masa depan Indonesia juga berarti melindungi yang paling rentan dari perencanaan. Mengingat besarnya tugas ini, kami siap bekerjasama dan berkolaborasi dengan seluruh pihak untuk kesuksesan bersama,” pungkasnya.

Konferensi ICI 2025 dihadiri jajaran Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih, para Duta Besar negara sahabat, anggota MPR, DPR, dan DPD RI, kepala daerah, kalangan dunia usaha, akademisi, hingga mitra pembangunan. Tercatat lebih dari 7.000 peserta hadir dalam ajang ini, datang dari berbagai negara. Deretan investor dan lembaga pembiayaan internasional ternama juga turut ambil bagian, di antaranya Macquarie (Australia), GIC (Singapura), Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC), Asian Development Bank (ADB), dan The Asia Group.