Mangrove Sedunia 2025: Info Lengkap

keepgray.com – Setiap tanggal 26 Juli diperingati sebagai Hari Mangrove Sedunia, sebuah inisiatif global yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong tindakan konservasi serta pengembangan ekosistem hutan mangrove secara berkelanjutan.

Hari Mangrove Sedunia, atau International Day for the Conservation of the Mangrove Ecosystem, ditetapkan oleh UNESCO pada Konferensi Umum tahun 2015. Penetapan ini didasari oleh keprihatinan atas laju kerusakan hutan mangrove yang mengkhawatirkan. Sejak tahun 1980, dunia telah kehilangan sekitar separuh dari total luas hutan mangrove yang ada. Bahkan, beberapa negara mengalami kehilangan lebih dari 80% populasi mangrove mereka.

Mangrove adalah ekosistem unik yang tumbuh di wilayah pesisir tropis dan subtropis. Adaptasi khusus memungkinkan mereka bertahan dalam kondisi salinitas tinggi, fluktuasi pasang surut, dan kadar oksigen rendah. Akar-akar mangrove yang kuat dan kompleks berfungsi menahan abrasi gelombang, menyediakan habitat bagi beragam biota laut seperti ikan dan krustasea. Ekosistem ini memiliki peran vital dalam mencegah erosi pantai, mengurangi dampak gelombang badai dan tsunami, serta menyerap karbon dioksida dari atmosfer.

UNESCO menekankan pentingnya mangrove bagi kesejahteraan, ketahanan pangan, dan perlindungan masyarakat pesisir di seluruh dunia. Mangrove mendukung keanekaragaman hayati yang kaya dan menyediakan tempat pembiakan yang penting bagi berbagai spesies laut. Selain itu, mangrove berfungsi sebagai pertahanan alami terhadap ancaman lingkungan seperti gelombang badai, tsunami, kenaikan permukaan laut, dan erosi. Tanah mangrove juga sangat efektif dalam menyerap dan menyimpan karbon, menjadikannya elemen penting dalam mitigasi perubahan iklim.

Namun, laju kerusakan mangrove mencapai tiga hingga lima kali lebih cepat dibandingkan hilangnya hutan secara global. Saat ini, diperkirakan lebih dari tiga perempat mangrove di dunia terancam punah, yang berdampak serius terhadap organisme akuatik dan terestrial yang bergantung padanya. UNESCO berupaya melindungi mangrove melalui berbagai program seperti Cagar Biosfer, Taman Geo Global, dan situs Warisan Dunia alami.

UNESCO juga terlibat aktif dalam penelitian dan penyusunan kebijakan untuk melindungi, mengelola, dan memulihkan ekosistem karbon biru global, termasuk mangrove, padang lamun, dan rawa pasang surut. Ekosistem karbon biru yang sehat menyediakan habitat bagi spesies laut, mendukung stok ikan dan ketahanan pangan, menopang masyarakat dan mata pencaharian pesisir, menyaring air yang mengalir ke laut dan sistem terumbu karang, serta melindungi garis pantai dari erosi dan gelombang badai.