LNG Bali: Pemerintah Beri Dukungan Penuh

keepgray.com – Pemerintah Indonesia menyambut baik peresmian fasilitas niaga Liquefied Natural Gas (LNG) pertama di Bali, yang dibangun oleh PT Wira Energi di Meliling, Tabanan. Fasilitas ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam mendukung transisi energi bersih, memperkuat ketahanan energi daerah, dan mempercepat pencapaian target Net Zero Emission (NZE) nasional dan daerah.

Langkah strategis ini sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih, serta mendukung target bauran energi nasional sebesar 23 persen dari Energi Baru Terbarukan (EBT) pada 2025 dan NZE pada 2060.

Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menyatakan bahwa LNG merupakan jembatan penting dalam peralihan dari bahan bakar berbasis minyak ke energi yang lebih bersih dan efisien. “Sampai saat ini kita baru mencapai sekitar 15 persen bauran EBT nasional. Kita butuh percepatan. Pemanfaatan LNG sebagai energi transisi sangat relevan karena menawarkan emisi yang lebih rendah, biaya kompetitif, dan fleksibilitas penggunaan,” ujarnya.

Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Monitoring dan Evaluasi Infrastruktur Migas, Anggawira, menambahkan bahwa pengembangan fasilitas niaga LNG di Bali memiliki makna strategis. “Potensi gas bumi Indonesia sangat besar, namun distribusinya belum merata. Kehadiran fasilitas LNG ini tidak hanya penting bagi Bali, tetapi juga dapat menjadi contoh replikasi nasional untuk membangun kemandirian energi daerah berbasis gas bumi,” jelas Anggawira.

Fasilitas LNG di Tabanan akan berfungsi sebagai pusat distribusi gas untuk sektor komersial dan industri, termasuk hotel, restoran, rumah sakit, dan manufaktur, yang selama ini bergantung pada LPG impor dan solar. Pemanfaatan LNG dalam negeri diharapkan memperkuat struktur ekonomi energi nasional agar lebih mandiri dan tahan terhadap gejolak harga global.

Pemerintah juga mendukung langkah-langkah PT Wira Energi yang mengedepankan efisiensi teknologi dan pengelolaan berbasis Internet of Things (IoT), termasuk sistem smart metering, microbulk, dan armada mobile refueling. Inovasi ini dinilai dapat meningkatkan efisiensi, transparansi, dan kenyamanan bagi pengguna akhir.

Kementerian ESDM mendorong pelaku usaha energi lainnya untuk melakukan langkah serupa dengan tetap mengedepankan keselamatan, standar mutu, dan kepatuhan terhadap regulasi. Pemerintah pusat dan daerah siap berkolaborasi dalam memperluas infrastruktur energi bersih dan menjadikan Bali sebagai kawasan percontohan transisi energi terintegrasi.