Lempar Jumrah: Sejarah & Makna Haji

keepgray.com – Ibadah haji, rukun Islam kelima, menjadi dambaan setiap muslim yang mampu. Salah satu amalan penting dalam rangkaian ibadah haji adalah lempar jumrah, yang hukumnya wajib dan harus dilaksanakan oleh jemaah haji. Jemaah yang tidak melaksanakannya dikenakan dam haji.

Lempar jumrah dilakukan di Mina, lembah sekitar 7 km dari Masjidil Haram, dengan melemparkan batu kerikil ke tiga tiang atau tugu: Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah. Pelemparan ini merupakan bagian dari ritual ibadah haji, khususnya pada hari-hari Tasyriq (11, 12, dan 13 Dzulhijjah). Jumrah Aqabah dilempar pertama kali pada 10 Dzulhijjah setelah mabit di Muzdalifah.

Asal usul lempar jumrah berasal dari kisah Nabi Ibrahim AS yang hendak melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS. Dalam perjalanan, setan muncul tiga kali untuk menggoda Nabi Ibrahim di tiga lokasi berbeda di Mina. Setiap kali digoda, Nabi Ibrahim AS melempar setan dengan batu kerikil. Tiga lokasi tersebut kemudian dikenal sebagai Jumrah Ula (tempat pertama Nabi Ibrahim melempar setan), Jumrah Wustha (tempat kedua), dan Jumrah Aqabah (tempat ketiga, saat setan lari dari Nabi Ibrahim AS).

Rasulullah SAW menegaskan kembali praktik ini dalam haji wada’ pada 10 Hijriah, mencontohkannya kepada para sahabat. Riwayat dari Jabir bin Abdillah RA menyebutkan bahwa Rasulullah SAW melempar Jumrah Aqabah pada hari Nahr (10 Dzulhijjah) dengan tujuh batu kerikil. Rasulullah SAW menekankan bahwa lempar jumrah adalah bentuk nyata penolakan terhadap godaan setan dan perjuangan melawan hawa nafsu.

Pelaksanaan lempar jumrah dimulai pada 10 Dzulhijjah dengan melempar jumrah Aqabah, dilanjutkan pada 11-13 Dzulhijjah dengan melempar ketiga jumrah (Ula, Wustha, Aqabah). Setiap jumrah dilempar tujuh kali dengan kerikil kecil sebesar biji kacang yang bisa diambil dari Muzdalifah atau Mina.

Tahapan lempar jumrah, dimulai dari jumrah Ula yang berada di dekat Masjid Khayf, melempar dengan tujuh batu kerikil sambil bertakbir pada setiap lemparan, lalu berdiri sejenak menghadap kiblat dan berdoa. Kemudian, bergegas menuju jumrah Wustha melakukan hal yang sama, dan setelah selesai langsung pindah ke jumrah Aqabah tanpa berhenti, lalu pulang ke pondokan.

Pemerintah Arab Saudi telah membangun Jamarat Bridge untuk memudahkan jemaah melakukan lempar jumrah dengan lebih aman, sebagai bagian dari upaya modernisasi infrastruktur haji.