keepgray.com – Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Harris Turino, menyatakan harapannya agar Djaka Budi Utama, yang baru ditunjuk sebagai Direktur Jenderal Bea dan Cukai, mampu menjaga penerimaan negara di sektor bea dan cukai serta memberantas praktik mafia. Pernyataan ini disampaikan Harris menanggapi penunjukan Djaka Budi, yang memiliki latar belakang dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Harris Turino menjelaskan bahwa penunjukan Djaka Budi tidak melanggar ketentuan hukum yang berlaku. Ia merujuk pada Undang-Undang TNI Nomor 34 Tahun 2025 Pasal 47 ayat 2, yang memungkinkan prajurit TNI aktif menduduki jabatan sipil setelah mengundurkan diri. Menurut informasi yang ia terima, Djaka Budi telah mengajukan pengunduran diri pada 2 Mei dan disetujui pada 6 Mei 2025. “Titik pijaknya itu, sehingga tidak terjadi pelanggaran Undang-Undang terkait pengangkatan Pak DBU ini,” ujar Harris saat dihubungi pada Selasa (27/5/2025).
Lebih lanjut, Harris menekankan pentingnya peran Bea dan Cukai dalam menjaga stabilitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia yang mencapai Rp 3.621 triliun. Ia menjelaskan bahwa 70 persen dari total APBN berasal dari pendapatan pajak (Rp 2.200 triliun), bea dan cukai (Rp 300 triliun), serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 500 triliun, dengan defisit sekitar Rp 600 triliun. “Penerimaan pajak dan penerimaan bea dan cukai ini harus benar-benar dijaga, karena defisit Rp 600 triliun jangan sampai tambah bengkak,” tegasnya.
Pendapatan bea dan cukai yang ditargetkan Rp 300 triliun dinilai sangat krusial untuk dijaga, terutama mengingat capaian cukai rokok pada tahun 2024 yang baru sekitar Rp 73,2 triliun dari target Rp 226 triliun. Kondisi ini membuat Harris memandang perlunya sosok yang tangguh di pucuk pimpinan Bea dan Cukai. “Atas alasan itulah, Harris melihat perlunya sosok yang tangguh dalam bidang bea dan cukai. Ia pun menilai Djaka Budi patut diberi kesempatan,” tambahnya.
Harris Turino menyampaikan tiga harapan utama kepada Djaka Budi Utama. Pertama, dengan latar belakangnya sebagai mantan prajurit dan Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara (Sestama BIN) yang memiliki jaringan luas, ia berharap Djaka Budi mampu memberantas atau mengurangi secara signifikan peredaran rokok ilegal, yang menjadi salah satu penyebab utama berkurangnya penerimaan cukai.
Kedua, Harris berharap Djaka Budi mampu mencegah kebocoran penerimaan bea masuk di sektor kepabeanan, termasuk impor-impor yang tidak membayar pajak. “Dengan jaringan yang beliau, pengalaman yang beliau punya, harapannya mampulah untuk mencegah terjadinya kebocoran ini,” jelasnya. Ia juga berharap Djaka Budi bisa mengatasi masalah “dumping” barang-barang ilegal atau tidak laku dari negara lain ke Indonesia.
Terakhir, Harris juga berharap Djaka Budi dapat menangani persoalan peredaran narkoba di Indonesia yang menjadi pasar besar. Ia mengajak semua pihak untuk memberi kesempatan kepada Djaka Budi menjalankan tugasnya, mengingat pentingnya penerimaan bea dan cukai yang menyumbang 8,3% dari APBN. “Harapannya dengan latar belakang beliau harusnya beliau mampu begitu. Selama ini Dirjen sebelumnya sudah berusaha maksimal mencegah hal itu, tapi kita akui negara kepulauan nggak gampang,” pungkas Harris.