keepgray.com – Tradisi penggantian Kiswah Ka’bah dilakukan setiap 1 Muharam dalam kalender Hijriah, bertepatan dengan peringatan Tahun Baru Islam. Kiswah, kain penutup Ka’bah, memiliki nilai spiritual tinggi bagi umat Islam di seluruh dunia. Penggantiannya bukan hanya simbolik, tetapi juga mencerminkan penghormatan terhadap rumah suci umat Islam.
Kiswah adalah kain penutup yang digunakan untuk menyelubungi bangunan Ka’bah. Secara bahasa, istilah ini berasal dari bahasa Arab yang berarti pakaian atau penutup. Kiswah Ka’bah terbuat dari kain berkualitas tinggi yang dihiasi bordir ayat-ayat Al-Qur’an dengan benang emas dan perak. Setiap tahun, kiswah lama diganti dengan yang baru dalam prosesi sakral pada 1 Muharam.
Tradisi penggantian kiswah sudah berlangsung sejak masa sebelum Islam. Pada masa Rasulullah SAW, beliau mengganti kiswah dengan kain Yaman. Khalifah dan raja-raja Islam meneruskan tradisi ini, termasuk pada era Kesultanan Utsmaniyah hingga kini di bawah Kerajaan Arab Saudi. Awalnya, kiswah dikirim dari Mesir. Namun, sejak 1927, Arab Saudi mulai memproduksi kiswah sendiri, dan sejak 1962 pembuatan kiswah dilakukan secara khusus oleh Kompleks Raja Abdul Aziz di Makkah.
Penggantian kiswah dilakukan secara resmi setiap 1 Muharam, atau awal tahun baru Islam. Prosesi ini dimulai setelah salat Subuh dengan menggulung kain lama, lalu memasang kain baru secara bertahap di setiap sisi Ka’bah. Kiswah baru terdiri dari empat sisi dan tirai pintu Ka’bah (Al-Kiswa). Proses penggantian ini dipimpin oleh tim teknisi ahli dari Kompleks Pembuatan Kiswah dan diawasi langsung oleh Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci.
Tradisi penggantian kiswah Ka’bah bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi bentuk penghormatan dan penyucian terhadap Ka’bah. Momentum ini sekaligus menjadi pengingat akan pergantian tahun baru Islam dan semangat pembaruan spiritual bagi umat Muslim di seluruh dunia.