keepgray.com – Bank Dunia menjelaskan perbedaan standar ukuran yang digunakan dalam menghitung angka kemiskinan di Indonesia dibandingkan dengan Badan Pusat Statistik (BPS).
Bank Dunia menyatakan bahwa perbedaan definisi garis kemiskinan nasional dan internasional dibuat dengan sengaja karena tujuan penggunaannya yang berbeda. Garis kemiskinan nasional Indonesia tetap relevan sebagai patokan pemerintah dalam memberikan bantuan kepada warga miskin.
Bank Dunia menaikkan standar tingkat kemiskinan ekstrem dari US$2,15 menjadi US$3 per kapita per hari. Selain itu, ada revisi tingkat kemiskinan lower middle income country (LMIC) dari US$3,65 menjadi US$4,20 per kapita per hari, serta kenaikan garis kemiskinan upper middle income country (UMIC) dari US$6,85 menjadi US$8,30 per kapita per hari. Perubahan ini berdampak pada peningkatan angka kemiskinan di Indonesia, yang baru naik kelas menjadi negara berpendapatan menengah atas pada tahun 2023.
Dengan standar baru Bank Dunia, persentase masyarakat miskin di Indonesia mencapai 68,25 persen dari total 285,1 juta penduduk pada tahun 2024, atau sekitar 194,58 juta orang. Meskipun demikian, Bank Dunia menekankan bahwa tidak ada definisi tunggal tentang kemiskinan dan standar yang ditetapkan BPS lebih tepat untuk mengukur kemiskinan di Indonesia.
Garis kemiskinan nasional per kapita tercatat sebesar Rp595.242 per bulan pada September 2024. BPS mencatat bahwa warga miskin di Indonesia hanya 8,57 persen atau 24,06 juta jiwa. Bank Dunia menegaskan bahwa garis kemiskinan nasional dan statistik yang diterbitkan BPS paling tepat untuk mengukur kemiskinan di Indonesia, sementara garis kemiskinan internasional digunakan untuk memantau kemiskinan global dan membandingkan Indonesia dengan negara lain.
Bank Dunia juga menjelaskan bahwa peningkatan garis kemiskinan global didasarkan pada definisi nasional yang ditetapkan masing-masing negara. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak pemerintah di seluruh dunia meningkatkan nilai garis kemiskinan nasional mereka. Bank Dunia menegaskan bahwa kemiskinan di Indonesia tidak meningkat, tetapi batas seseorang dianggap tidak miskin telah meningkat di tingkat global. Standar kemiskinan global digunakan untuk memantau kemajuan dalam mengurangi kemiskinan di seluruh dunia dan direvisi secara berkala untuk mencerminkan kondisi internasional.