keepgray.com – Melontar jumrah adalah salah satu ritual penting dalam ibadah haji yang dilaksanakan pada 10 hingga 13 Zulhijah. Lebih dari sekadar melempar batu, ritual ini mengandung makna spiritual yang mendalam sebagai bentuk perlawanan terhadap godaan setan dan penguatan iman kepada Allah SWT.
Kegiatan melontar jumrah bertujuan untuk menjauhkan godaan setan yang selalu menghalangi perjalanan spiritual manusia. Ritual ini mengajarkan umat Muslim untuk selalu waspada dan teguh dalam menghadapi godaan yang dapat menjauhkan diri dari kebenaran dan ketakwaan.
Melontar jumrah merupakan warisan sejarah dari kisah Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar, dan Ismail AS, yang mampu menahan godaan setan dengan tetap teguh pada perintah Allah SWT.
**Tata Cara Lontar Jumrah**
Menurut buku _Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah_ karya Agus Arifin, berikut adalah ketentuan dalam melaksanakan lontar jumrah:
1. **Ukuran Kerikil:** Gunakan kerikil seukuran ruas jari kelingking, tidak terlalu besar atau kecil.
2. **Kondisi Kerikil:** Mazhab Hambali dan Maliki mengharuskan penggunaan kerikil baru, sementara Hanafi dan Syafi’i memperbolehkan kerikil bekas.
3. **Satu Kerikil per Lemparan:** Setiap lemparan harus menggunakan satu kerikil. Melempar tujuh kerikil bersamaan hanya dihitung sebagai satu lemparan.
4. **Tanpa Alat Bantu:** Lontar jumrah harus dilakukan dengan tangan, tanpa alat pelontar.
5. **Takbir di Setiap Lemparan:** Dianjurkan membaca takbir setiap kali melempar kerikil.
6. **Urutan Pelemparan:** Laksanakan lontar jumrah sesuai urutan yang telah ditetapkan.
**Doa saat Melempar Jumrah**
Dalam kitab _Haji an-Nabi_ karya Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, salah satu sunah melempar jumrah adalah membaca takbir setiap kali melempar kerikil. Lafaz takbir yang dinukil dari Nabi Muhammad SAW adalah:
“Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar kabiira”
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya.”
Selain takbir, doa tambahan yang bisa dibaca adalah:
“Allahummaj’al hajjī hajjān mabruura”
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah hajiku ini sebagai haji yang mabrur.”
Riwayat lain menyebutkan bacaan yang lebih panjang:
“Raghman lisysyayaathiini wa hizbihi, Allahummaj’al hajjī mabruura, wa sa’yan masykūra, wa dzanbī maghfūra, Allahumma iimaanān bikitaabika, wattibaa’an lisunnati nabiyyika”
Artinya: “Lemparan ini untuk membinasakan setan dan kelompoknya. Ya Allah, jadikanlah hajiku haji yang mabrur, sa’i yang Engkau syukuri, dan dosaku Engkau ampuni. Ya Allah, aku beriman kepada kitab-Mu dan mengikuti sunnah Nabi-Mu.”
**Doa setelah Melempar Jumrah**
Setelah selesai melontar jumrah, jemaah haji dianjurkan membaca doa:
“Allahummaj’alhu hajjan mabruuron wa dzanban maghfuuron”
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah (amalan melempar jumrah ini) sebagai sarana untuk meraih haji yang mabrur dan dosa yang diampuni.”
Harapannya, setelah melontar jumrah, seseorang menjadi haji yang mabrur, diterima oleh Allah, serta mampu menahan godaan setan dengan keteguhan iman dan ketakwaan.