JK: Tarif Trump berdampak minimal ke RI

Mantan Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla, menyatakan bahwa kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan berdampak pada Indonesia, namun dengan efek yang minimal. Menurutnya, justru AS lah yang akan dirugikan oleh kebijakan tersebut.

Jusuf Kalla menjelaskan bahwa ekspor Indonesia ke AS hanya berkontribusi sekitar 10 persen dari total ekspor nasional. Mengingat ekspor secara keseluruhan hanya menyumbang 20 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap AS diperkirakan hanya sekitar 2 persen.

Ia menilai kebijakan tarif impor Trump sebagai langkah “bunuh diri” yang justru merugikan rakyat AS sendiri. Kalla berpendapat bahwa Trump membuat keputusan tersebut berdasarkan emosi dan kurangnya pemahaman ekonomi, terutama terkait defisit perdagangan AS dengan negara-negara seperti China. Ia mencontohkan bahwa tarif tinggi yang dikenakan pada barang impor, seperti produk dari China atau Indonesia, pada akhirnya dibayar oleh konsumen Amerika.

Jusuf Kalla juga menyebut bahwa Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, tampak bingung dan tidak mampu memberikan jawaban memadai saat ditanya parlemen mengenai kebijakan tarif Trump, menunjukkan bahwa kebijakan itu tidak memiliki dasar yang kuat.

Menurutnya, kebijakan tarif impor ini telah memicu perang dagang global yang kini menyebabkan krisis ekonomi di seluruh dunia. Jusuf Kalla menegaskan bahwa dalam perang dagang, semua negara akan menjadi korban, termasuk AS, China, Indonesia, dan negara-negara lainnya, karena situasi tersebut menciptakan kesulitan universal.

Sejak menjabat, Trump telah menaikkan tarif impor terhadap berbagai negara, termasuk China yang dikenakan tarif hingga 145 persen, meskipun belakangan ia mengisyaratkan tarif 80 persen. Hingga kini, Indonesia belum mendapatkan angka pasti mengenai besaran tarif impor yang akan dikenakan oleh AS.