keepgray.com – Iran terus berupaya menjual minyak mentahnya meskipun tengah terlibat konflik dengan Israel, dengan fokus utama mempertahankan pendapatan negara melalui ekspor, terutama ke China.
Strategi khusus telah disiapkan Teheran untuk mengamankan penjualan minyaknya di tengah konflik yang berlangsung. Salah satu langkah kunci adalah memaksimalkan ekspor ke China, yang saat ini jalur laut pengiriman minyaknya masih aman tanpa gangguan.
Data terbaru dari perusahaan analisis Kpler menunjukkan bahwa Iran telah memuat 2,2 juta barel minyak per hari sepanjang minggu ini, menjadi angka tertinggi dalam lima minggu terakhir.
Strategi utama Iran melibatkan pemuatan kapal tanker secara bergiliran di pelabuhan Kharg Island, fasilitas ekspor utama yang terletak di Teluk Persia. Seluruh muatan minggu ini hanya menggunakan dermaga timur pulau tersebut, yang dianggap lebih aman dibandingkan dermaga barat yang terbuka ke perairan lepas.
Selain itu, Iran memindahkan sebagian besar armada penyimpanan minyak terapungnya, yang terdiri dari 40 juta barel di 36 kapal tanker, lebih dekat ke perairan China. Menurut perusahaan pelacakan kapal Vortexa, sekitar sepuluh kapal yang membawa sekitar 8 juta barel minyak Iran berada langsung di lepas pantai China, sementara sekitar 20 juta barel lainnya berada di sekitar Singapura.
Meskipun terjadi serangan rudal dan sasaran infrastruktur energi di kedua negara, termasuk kilang minyak Haifa di Israel dan ladang gas South Pars di Iran, fasilitas ekspor utama di Kharg Island belum terkena dampak langsung.
Dengan strategi ini, Iran berupaya memastikan pasokan minyak tetap stabil dan menghindari gangguan dalam menghadapi sanksi serta konflik militer yang berlangsung. Teheran juga ingin mempertahankan posisinya sebagai produsen minyak utama di OPEC dan pemasok energi utama bagi China.