keepgray.com – Menteri Luar Negeri Sugiono menekankan pentingnya kerja sama lintas batas, lintas sektor, dan lintas pemangku kepentingan dalam mengatasi tantangan pembangunan infrastruktur dan menghadapi tantangan global. Hal ini disampaikan Sugiono saat menjadi pembicara pada hari kedua International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta.
Sugiono menyatakan bahwa Indonesia telah mencapai kemajuan signifikan dalam pembangunan infrastruktur selama dekade terakhir, yang berdampak pada perluasan akses, konektivitas, dan peningkatan kegiatan ekonomi. “Semua kemajuan ini tidak akan mungkin terjadi tanpa kerja sama dan kemitraan dari negara-negara sahabat. Oleh karena itu, saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih kepada para mitra dan investor atas komitmen dan kerja sama yang telah terjalin selama ini,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (12/6/2025).
Lebih lanjut, Sugiono menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur juga harus mempertimbangkan pelestarian lingkungan. Ia menyoroti dua program utama pemerintahan Presiden Prabowo, yaitu pembangunan tanggul laut raksasa di pesisir utara Jawa untuk mengatasi abrasi dan banjir rob, serta program pengelolaan sampah untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih.
Sugiono juga menyinggung minat global yang besar terhadap konferensi ini. Ia menyampaikan apresiasi kepada Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) atas penyelenggaraan konferensi tersebut dan undangan untuk menyampaikan pidato.
“Saya menyampaikan pesan yang menurut saya sangat kuat dan tepat waktu, yaitu bekerja bersama dan berkolaborasi. Ini juga merupakan tema utama kebijakan luar negeri Indonesia, yaitu berusaha mencari titik temu dengan negara-negara sahabat, baik yang bertetangga dekat, menengah maupun jauh, untuk bekerja sama, berkolaborasi, dan bersinergi demi kesejahteraan dan kebaikan rakyat kita,” imbuhnya.
Sugiono menjelaskan bahwa fokus utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto adalah mengentaskan kemiskinan, menghapus kelaparan, dan berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia Indonesia, dengan tujuan mencapai visi Indonesia Emas 2045. Program-program yang telah diluncurkan meliputi makanan bergizi gratis untuk anak sekolah dan ibu hamil, pembangunan 3 juta rumah setiap tahun untuk keluarga berpenghasilan rendah, serta penyediaan sekolah yang lebih terjangkau bagi anak-anak Indonesia yang berbakat.
Menurutnya, membangun infrastruktur bukan hanya soal membangun objek fisik, tetapi juga menghidupkan masyarakat dengan menjawab tantangan-tantangan yang mereka hadapi, termasuk kebutuhan akan infrastruktur yang layak dan terjangkau.
Sugiono juga menekankan pentingnya keseimbangan antara hak untuk membangun dan tanggung jawab untuk melindungi lingkungan. Infrastruktur berkelanjutan bukan sekadar tujuan retoris, tetapi menjadi jembatan antarbangsa, pondasi ketahanan kolektif, dan wujud nyata dari tanggung jawab bersama.
Untuk membiayai tujuan pembangunan infrastruktur ini, Pemerintah Indonesia telah membentuk Danantara sebagai kendaraan investasi baru dalam bentuk sovereign wealth fund Indonesia. Pemerintah juga berupaya menyederhanakan regulasi, meningkatkan kemudahan berusaha, dan memperkuat kepastian hukum serta transparansi.
Konferensi ICI 2025 dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih, Duta Besar negara-negara sahabat, Anggota DPR/MPR dan DPD RI, para Gubernur dan Wakil Gubernur, Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Bupati dan Wakil Bupati, serta delegasi, pemimpin dunia usaha, dan mitra pembangunan. Hampir 7.000 peserta dari puluhan negara, termasuk Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Norwegia, Uni Emirat Arab, Tiongkok, Uni Eropa, dan lainnya, turut hadir. ICI 2025 diharapkan menjadi panggung penting bagi kolaborasi internasional, dengan kehadiran berbagai investor dan lembaga pembiayaan terkemuka.