IEU-CEPA: Babak Baru Kemitraan RI-UE

keepgray.com – Ketua Fraksi Partai Gerindra, Budisatrio Djiwandono, memberikan apresiasi atas tercapainya kesepakatan politik antara Indonesia dan Uni Eropa dalam perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU‑CEPA). Menurutnya, kesepakatan ini menandai era baru kemitraan strategis dengan Uni Eropa.

“Kesepakatan IEU-CEPA mencerminkan komitmen Indonesia untuk membangun hubungan dagang yang setara, strategis, dan saling menguntungkan. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, diplomasi ekonomi Indonesia terbukti dapat dikelola dengan prinsip kolaboratif dalam kerangka perdagangan yang bebas dan adil,” ujar Budisatrio, Selasa (15/7/2025).

Kesepakatan yang diumumkan pada Minggu, 13 Juli 2025 di Brussels oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, ini menandai babak baru hubungan perdagangan dan diplomatik kedua pihak setelah melalui 19 ronde negosiasi selama hampir satu dekade. Fraksi Gerindra menilai IEU‑CEPA akan memperluas akses ke pasar Uni Eropa yang berpenduduk lebih dari 450 juta jiwa serta berpotensi meningkatkan nilai perdagangan dengan Uni Eropa yang selama ini telah mencapai USD 30 miliar (sekitar Rp 480 triliun). Dengan penerapan tarif nol untuk sekitar 80% komoditas ekspor Indonesia, perjanjian ini diproyeksikan mampu mendorong lonjakan ekspor lebih dari 50% dalam beberapa tahun ke depan.

“IEU-CEPA akan membuka peluang perdagangan dan investasi baru yang selama ini belum tersentuh, serta menjadi salah satu langkah untuk mendiversifikasi mitra perdagangan Indonesia. Bagi Indonesia sendiri, kesepakatan ini dapat memperkuat industri-industri bernilai tambah di dalam negeri yang berorientasi ekspor, membuka lapangan pekerjaan berkualitas, serta mendorong arus investasi di dalam negeri,” imbuh Budisatrio.

Selain aspek perdagangan, Budisatrio yang juga Wakil Ketua Komisi I DPR RI, menyoroti penguatan konektivitas antarwarga melalui kebijakan visa cascade dari Uni Eropa. Kebijakan ini akan mempermudah WNI memperoleh visa Schengen _multi-entry_.

“Mobilitas manusia adalah bagian tak terpisahkan dari kemitraan strategis. Kemudahan akses visa Schengen _multi-entry_ akan meningkatkan partisipasi warga Indonesia dalam aspek pendidikan, riset, kewirausahaan, dan diplomasi budaya di Eropa,” jelasnya.

Dalam kondisi global yang semakin tidak menentu akibat meningkatnya tensi geopolitik, ancaman perang dagang, hingga tren deglobalisasi, Fraksi Gerindra memandang keberhasilan kesepakatan ini sebagai bukti komitmen Indonesia untuk mengutamakan kolaborasi yang setara dan saling menguntungkan.

“Ketika ada pihak yang memilih kebijakan konfrontatif dan proteksionis, pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Prabowo justru membuktikan bahwa kerja sama yang berlandaskan prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan merupakan jalan terbaik dalam menciptakan kemakmuran bagi semua pihak,” pungkas Budisatrio.