keepgray.com – Waliyullah, atau wali Allah SWT, adalah sebutan bagi hamba-hamba pilihan yang senantiasa mengamalkan ajaran-Nya dan berpegang teguh pada kebenaran yang dibawa oleh para rasul. Di antara para waliyullah tersebut, terdapat seorang sosok yang dikenal dengan gelar Hujjatul Islam, sebuah gelar yang berasal dari frasa “hujjah al-islam” yang berarti pembela Islam, di mana “hujjah” sendiri berarti argumen.
Gelar Hujjatul Islam diberikan kepada seseorang yang memiliki prinsip kebenaran dengan argumen yang kokoh dan sulit dipatahkan. Sosok waliyullah yang menyandang gelar Hujjatul Islam tersebut adalah Imam Al Ghazali, seorang tokoh yang menguasai berbagai disiplin ilmu, termasuk fikih, ushul, akhlak, pendidikan, dan ekonomi.
Imam Al Ghazali, yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al-Ghazali Ath-Thuusi (Abu Hamid), lahir di kota Thuus, wilayah Khurasan, pada pertengahan abad kelima Hijriyah, tepatnya tahun 450 H. Ia berasal dari keluarga yang taat beragama dan berprofesi sebagai tukang tenun. Meskipun kondisi ekonomi keluarganya tergolong lemah, mereka tekun dalam menuntut ilmu.
Selain Imam Al Ghazali, orang tua dan saudaranya juga turut mencatatkan sejarah dalam dunia Islam. Guru formal pertamanya adalah Syeikh Ahmad bin Muhammad Ar Radzkani, yang mengajarkan ilmu fikih di Thuus. Semakin mendalami ilmu, Imam Al Ghazali semakin penasaran dan bersemangat untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu lainnya. Oleh karena itu, ia mulai belajar di beberapa sekolah dan kepada imam-imam besar.
Imam Al Ghazali dikenal sebagai ahli filsafat, meskipun ia sendiri enggan disebut sebagai seorang filsuf. Ia juga dikenal sebagai seorang sufi. Ilmu pengetahuannya meliputi Fiqh, Ushul, Ilmu Kalam, Logika (Mantiq), Tasawuf, Akhlak, dan banyak lagi. Ia diakui sebagai salah seorang pemikir terhebat dan paling orisinal, baik di dunia Islam maupun di dunia intelektual internasional.
Imam Al Ghazali dikenal sebagai ulama yang memiliki keluasan ilmu. Dalam setiap bidang ilmu yang ditekuni, ia menulis buku-buku yang membahasnya. Keluasan ilmunya terbukti dari banyaknya buku yang membahas tentangnya, baik di masa lalu maupun sekarang, di dunia Islam maupun di luar Islam. Hingga kini, banyak Muslim yang berguru kepada Imam Al Ghazali melalui karya-karya yang ditinggalkannya.
Imam Al Ghazali wafat pada hari Senin, 14 Jumadil Akhir 505 H, pada usia 55 tahun.