keepgray.com – Harga minyak dunia mengalami lonjakan pada hari Senin (16/6), melanjutkan tren kenaikan dari akhir pekan sebelumnya, dipicu oleh kekhawatiran pasar terkait potensi gangguan pasokan akibat konflik antara Israel dan Iran.
Harga minyak Brent naik US$1,12 atau 1,5 persen menjadi US$75,35 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat meningkat US$1,10 atau 1,5 persen, mencapai US$74,08 per barel. Pada hari Jumat (13/6), kedua harga acuan ini telah ditutup dengan kenaikan 7 persen, setelah sempat melonjak lebih dari 13 persen, mencapai level tertinggi sejak Januari.
Eskalasi konflik antara Israel dan Iran menjadi pemicu utama kenaikan harga minyak ini. Perang yang telah menyebabkan jatuhnya korban sipil meningkatkan kekhawatiran bahwa konflik tersebut dapat meluas dan mengancam pasokan minyak dari wilayah Timur Tengah. Kedua belah pihak telah mengeluarkan peringatan kepada warga sipil untuk bersiap menghadapi kemungkinan serangan lanjutan.
Situasi ini juga menimbulkan kekhawatiran akan potensi gangguan aktivitas pelayaran di Selat Hormuz, jalur pengiriman energi yang sangat penting di kawasan tersebut. Selat ini merupakan jalur bagi sekitar 18 hingga 19 juta barel per hari, atau seperlima dari total konsumsi minyak global.
Toshitaka Tazawa, seorang analis dari Fujitomi Securities, menyatakan bahwa pembelian minyak didorong oleh konflik Israel-Iran yang masih berlangsung tanpa tanda-tanda penyelesaian. Namun, ia juga menambahkan bahwa sebagian pelaku pasar mulai melakukan aksi jual karena kekhawatiran akan reaksi berlebihan seperti yang terjadi pada Jumat sebelumnya.
Iran, sebagai anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), saat ini memproduksi sekitar 3,3 juta barel minyak per hari dan mengekspor lebih dari 2 juta barel minyak dan bahan bakar. Kapasitas cadangan OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, untuk meningkatkan produksi diperkirakan setara dengan output Iran.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan harapannya agar Israel dan Iran dapat mencapai gencatan senjata. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa konflik mungkin perlu berlanjut terlebih dahulu. Trump menegaskan dukungan AS terhadap Israel, namun enggan mengungkapkan apakah pihaknya telah meminta sekutunya itu untuk menahan serangan terhadap Iran.
Sementara itu, Kanselir Jerman, Friedrich Merz, berharap pertemuan para pemimpin negara G7 di Kanada pada hari Minggu lalu dapat menghasilkan kesepakatan untuk meredakan ketegangan dan mencegah eskalasi lebih lanjut.