keepgray.com – Perang antara Israel dan Iran memicu dinamika dalam instrumen investasi, menjadikan emas sebagai investasi teraman yang menjadi sorotan utama.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyatakan bahwa meskipun ada kecenderungan nilai emas naik saat situasi geopolitik memburuk, kondisi saat ini menunjukkan perbedaan. Menurutnya, harga emas masih mungkin mengalami koreksi terbatas meskipun ketegangan geopolitik meningkat.
Perang antara Iran dan Israel berpotensi mempengaruhi harga emas, namun demikian, ada kemungkinan kesepakatan antara Amerika Serikat dan Iran terkait isu nuklir. Selain itu, perang tarif dagang yang diprakarsai oleh Presiden AS Donald Trump masih berlanjut. Lukman menyoroti potensi kesepakatan antara AS dengan China dan Uni Eropa yang diperkirakan akan terjadi dalam beberapa minggu mendatang.
“Kedua faktor ini masih penuh ketidakpastian dan dapat menekan harga emas jika situasinya membaik,” ujarnya. Lukman menambahkan bahwa banyak investor saat ini memilih untuk menunggu dan memantau perkembangan situasi, memanfaatkan momen ini untuk menjual emas dan merealisasikan keuntungan.
Lukman menyarankan investor untuk tidak terlalu agresif dalam menambah kepemilikan emas, meskipun prospek jangka panjang masih menunjukkan potensi kenaikan. “Wait and see adalah langkah yang bijaksana,” katanya. Ia memperkirakan harga emas global pada pekan ini akan berada dalam kisaran US$3.300-US$3.380 per troy ounce.
Sebelumnya, pada hari Rabu (19/6), harga emas dunia mengalami penurunan. Reuters melaporkan bahwa harga emas spot turun 0,4 persen menjadi US$3.374,75 per ons, sementara kontrak emas berjangka AS naik 0,03 persen menjadi US$3.408,1.
Meskipun ketegangan antara Iran dan Israel meningkat, harga emas justru menurun karena keputusan bank sentral AS (The Fed) untuk menahan suku bunga dan memperkirakan laju penurunan suku bunga yang lebih lambat di masa depan.
Di sisi lain, harga emas Antam juga mengalami penurunan sebesar Rp31 ribu dalam tiga hari terakhir. Harga satu gram logam mulia Antam dijual seharga Rp1.941.843, sudah termasuk PPh 0,25 persen, sementara harga buyback hari ini adalah Rp1,78 juta per gram.