Guyana Satu-satunya Negara Swasembada Pangan?

keepgray.com – Sebuah studi menemukan bahwa banyak negara di dunia mengalami kesulitan untuk mencapai swasembada pangan. Hanya Guyana, sebuah negara di Amerika Selatan, yang mampu memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri untuk tujuh kelompok pangan utama.

Rendahnya tingkat swasembada pangan dan ketergantungan yang besar pada impor dari negara lain menjadi ancaman bagi kemampuan suatu negara dalam menghadapi guncangan ekonomi global, terutama bagi negara-negara kecil.

Penelitian ini dilakukan oleh para ahli dari University of Goettingen (Jerman) dan University of Edinburgh (Inggris). Mereka menganalisis data produksi pangan tahun 2020 dari lembaga neraca pangan (food balance sheets/FBS) yang dikembangkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), serta pola makan Livewell dari World Wildlife Fund (WWF). Tujuannya adalah untuk melihat kesenjangan antara produksi pangan domestik dan panduan pola makan yang direkomendasikan dalam tujuh kelompok pangan.

Tujuh kelompok pangan yang diteliti meliputi buah-buahan, sayuran, susu, ikan, daging, kacang-kacangan dan biji-bijian, serta makanan berbahan pokok tepung.

Hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Food pada bulan Mei menunjukkan bahwa hanya 154 dari 186 negara yang mampu memenuhi kebutuhan 2 hingga 5 dari 7 kelompok pangan melalui produksi dalam negeri. Guyana menjadi satu-satunya negara yang mencapai swasembada untuk ketujuh kelompok pangan tersebut, diikuti oleh China dan Vietnam yang mampu swasembada untuk 6 kelompok pangan.

Sebaliknya, enam negara, terutama di wilayah Timur Tengah (Afghanistan, Uni Emirat Arab, Irak, Makau, Qatar, dan Yaman), tidak dapat memenuhi kebutuhan satu pun kelompok pangan.

Studi ini mengungkapkan bahwa swasembada daging relatif tinggi, dengan 65% negara mampu memenuhinya melalui produksi dalam negeri. Swasembada susu juga cukup baik, dengan 44% negara telah mencapainya.

Namun, swasembada ikan dan makanan laut sangat rendah di sebagian besar wilayah. Hanya 25% negara yang mampu memenuhi kebutuhan ikan mereka, termasuk Rusia dan negara-negara di kawasan Pasifik. Secara global, 60% negara tidak dapat memenuhi setengah dari kebutuhan ikan mereka.

Sekitar setengah dari negara-negara mampu mencapai swasembada untuk sumber pati pokok (45%), kacang-kacangan dan biji-bijian (46%), serta buah-buahan (47%). Akan tetapi, kurang dari seperempat negara (24%) mampu melakukannya untuk sayuran.

Produksi makanan bertepung tidak memadai di kawasan Asia Barat, Timur Tengah dan Afrika Utara, Karibia, serta Amerika Tengah. Sebaliknya, Amerika Selatan dan Karibia unggul dalam produksi buah-buahan.